Yang menjadi pertanyaan, mengapa federasi Kamboja (FFC) begitu berani untuk memberi double job kepada seorang pria yang masih aktif bermain sebagai pesepakbola?
Baca juga: Laris Manis, Tiket Semifinal Piala AFF 2022 Hampir Ludes, Hanya Tersisa Kategori VIP
"Saya minta ke Federasi Sepak Bola Kamboja apakah saya bisa melatih timnas dengan tetap melanjutkan karier saya sebagai pemain," kata Honda dilansir Khmers Times.
"Federasi menjawab jika kamu memikirkan hal ini dengan serius, kami bisa memberikanmu penawaran serius," lanjutnya.
Ya, dari komentar Honda, federasi Timnas Kamboja tak main-main untuk memberi kesempatan kepada Honda untuk mengawali karirnya sebagai pelatih meskipun masih aktif bermain.
"Ini memang cara yang unik, tapi dia akan mencari waktu sekali dalam satu minggu untuk bekerja dengan timnas lewat video conference, dan dia akan mencoba memberikan yang terbaik untuk meningkatkan sepak bola Kamboja," kata juru bicara FFC dilansir Phnom Penh.
Masih dari sumber yang sama, FFC tergiur dengan pengalaman Honda yang sudah melalang buana di persepakbolaan Eropa.
Timnas Kamboja yang selama ini selalu menjadi bulan-bulanan tim-tim Asia Tenggara, ingin menjadikan Honda sebagai juru selamat dalam jangka panjang.
Mereka percaya bahawa sebuah perubahan berasal dari sosok pemimpin yang memiliki karir apik dan mental pemenang, dan Keisuke Honda adalah jawaban yang selama ini mereka cari.
Hebatnya lagi, Honda datang ke Kamboja dan menukangi kesebelasan tim Asean itu tanpa dibayar sepersen pun, ia secara sukarela menuangkan ilmu dan meracik strategi untuk Timnas Kamboja.
Selama menjabat sebagai manajer Timnas Kamboja, Indonesia dibantu oleh kompatriotnya, Ryo Hirose.
Honda menjabat sebagai manajer, sedangkan Hirose sebagai pelatih kepala yang lebih banyak berbicara soal taktik.
Meskipun akhirnya ia harus hengkang di tahun ke 5-nya bersama Timnas Kamboja.
Dedikasi yang ia tunjukkan memberi bukti ia memiliki masa depan cerah sebagai mentereng di masa depan.
(Tribunnews.com/Deivor)