News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala Liga Inggris

Loris Karius Siap Beraksi Lagi Saat Newcastle Melawan Manchester United di Final Piala Carabao

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Loris Karius, mantan kiper Liverpool ini akan bermain di final Piala Carabao melawan Manchester United pekan depan.

TRIBUNNEWS.COM- Kiper pilihan ketiga, Newcastle, Loris Karius kemungkinan akan mengakhiri puasa bermain selama dua tahun terakhir.

Tak tanggung-tanggung, Loris Karius mantan kiper Liverpool ini akan bermain di final Piala Carabao melawan Manchester United pekan depan.

Loris Karius berpeluang main karena Newcastle dipastikan kehilangan kiper pertama, Nick Pope yang dihukum larangan tanding tiga laga ke depan.

Gara-garanya, dia mendapat kartu merah pada duel lawan Liverpool setelah sengaja handsball di luar kotak penalti untuk mencegah peluang gol Liverpool.

Celakanya, kiper kedua, Martin Dubravka juga tak boleh bermain.

Pasalnya, Dubravka sudah pernah dimainkan United di Carabao Cup dan ada aturan cup-tie yang melarangnya bermain untuk klub lain.

Jadi, Newcastle hanya punya opsi Karius di posisi kiper.

Karius yang berusia 29 tahun belum pernah bermain untuk Newcastle sejak bergabung sebagai agen bebas musim panas lalu setelah kontraknya di Liverpool berakhir.

Pertandingan terakhirnya adalah untuk Union Berlin melawan Hoffenheim pada Februari 2021.

Namanya sempat tercoreng setelah bikin blunder fatal yang berujung kekalahan Liverpool dari Real Madrid dalam final Liga Champions 2017-2018 lalu.

Cody Gakpo Dinilai Sudah Menemukan Jati Diri

Para penggemar Liverpool mengklaim Cody Gakpo kini benar-benar telah tiba di Anfield.

Setelah sempat melempem sejak datang pada bursa transfer Januari lalu, kini Cody Gakpo, penyerang asal Belanda ini telah menunjukkan jati diri sebagai striker sejati.

Cody Gakpo, Penyerang berusia 23 tahun ini didatangkan dari PSV Eindhoven pada Januari lalu seharga 40 juta pound.

Dengan membawa statistik dahsyat 9 gol, dan 12 assists dari 14 laga di Eredivisie, diharapkan Gakpo bisa menjadi kekuatan kreatif yang sangat dibutuhkan tim asuhan Jurgen Klopp untuk mendongkrak lagi performa Liverpool.

Yang terjadi belum sesuai ekspektasi. Gakpo gagal bersinar dalam enam laga pertamanya.

Tak bisa mencetak gol, tak menyumbang assists, atau hal penting lainnya. Pendek kata, jauh dari mengesankan.

Laga ketujuh, Gakpo mulai tampil lebih baik dengan mencetak gol pertamanya saat Liverpool menekuk Everton 2-0 dalam derby Everton.

Dan kemarin, sang bomber kembali menunjukkan tajinya dengan mencetak gol penentu kemenangan Liverpool 2-0 atas Newcastle dalam pekan ke-23 Liga Primer Inggris di Stadion St James Park, Newcastley Upon Tyne, Minggu (19/2).

Gol Darwin Nunez di ke-10, dan gol Gakpo tujuh menit kemudian memastikan kemenangan The Reds, dan menjadi kemenangan back-to-back pertama mereka sejak Desember lalu.

Para pendukung The Reds di media sosial pun mengelu-elukan Gakpo. Mereka beranggapan, enam laga sebelumnya sang striker masih belum beradaptasi penuh, dan masih merasa seperti jadi tamu.

Tapi sekarang, benar-benar telah menjadi pemain Liverpool sesungguhnya.

"Gakpo sepertinya benar-benar telah tiba sekarang. Dan inilah Liverpool sesungguhnya yang kita kenal, dan kita cintai," tulis salah seorang fan di twitter dikutip lagi dari Dailystar.

"Butuh waktu sedikit lebih lama dari Diaz untuk menetap di Liverpool, tidak banyak yang akan beradaptasi begitu cepat, tetapi Cody Gakpo benar-benar mulai terlihat untuk The Reds sekarang!," tulis yang lain lagi.

Berkobarnya performa Gakpo tak lepas dari perubahan peran yang dilakukan Klopp untuk sang striker.

Pada enam laga sebelumnya, dia masih belum menemukan pos, dan peran yang tepat.

Pun demikian, Klopp masih mencari-cari ramuan tepat untuk pemain anyarnya ini.

Bukan rahasia pula, banyak para pemain dari Eredivisie yang harus berjuang lagi untuk menyesuaikan dengan dengan Liga Primer.

Mereka memang punya latar belakang, dan cara bermain yang sangat berbeda. Adaptasi ini juga yang sedang ditempuh oleh Gakpo.

Dalam empat dari enam pertandingan pertamanya, dia ditempatkan pada posisi yang belum pernah dia mainkan sebelumnya, dengan diberi peran sebagai penyerang tunggal.

Di PSV, dia hampir secara eksklusif bermain sebagai pemain sayap kiri.

Dan di timnas Belanda, dia menjadi salah satu dari dua striker nomor sepuluh dalam formasi 3-5-2.

Menyesuaikan diri dengan posisi baru cukup sulit. Apalagi di lingkungan yang benar-benar baru, pastinya jauh lebih sulit lagi.

Terlebih, menjadi striker sentral bukanlah posisi yang cocok untuknya.

Meskipun tingginya 1,93 cm --tinggi untuk ukuran penyerang--, namun dia tidak memiliki kemampuan atau kekuatan udara untuk memenangkan pertarungan fisik melawan bek tengah, membuatnya sulit untuk memenangkan sundulan, menahan bola, atau menimbulkan masalah.

Saat melawan Everton, dan juga Newcastle, Gakpo bermain di tengah diapit Darwin Nunez, dan Mohamed Salah sebagai dua penyerang sayap.

Namun alih-alih jadi ujung tombak, Gakpo lebih cenderung menjadi pemain nomor 10 dalam formasi berlian, turun lebih dalam, dan mencari ruang untuk melayani dua striker.

Itu adalah peran yang mirip dengan yang dilakukannya di Piala Dunia.

Dan peran itulah yang sangat dinikmatinya.

Proses gol kedua Liverpool di menit ke-17 memperlihatkan bagaimana optimalnya Gakpo dalam posisi, dan peran barunya itu.

Bermula dari serangan yang dibangun olehnya dari luar kotak penalti.

Dia memberi umpan dulu ke belakang kepada Fabinho, sembari bergerak pelan masuk ke kotak penalti.
Fabinho mengumpan kepada Mohamed Salah. Bersamaan dengan itu, Gakpo menyelusup, dan Salah melepaskan umpan terbosan yang diselesaikan dengan sempurna oleh sang bomber. Gol yang brilian!

Dua gol dalam tempo 17 menit itu menunjukkan ketajaman The Reds telah kembali.

Newcastle sendiri dikenal sebagai tim dengan pertahanan terkuat di Liga Primer musim ini.

Mereka baru kebobolan 15 gol dari 23 laga. Tak ada tim lain yang baru kegolan di bawah 20 gol hingga pekan ke-24 ini.

Tapi kemarin, lini pertahanan The Magpies diacak-acak dengan mudah oleh para penyerang The Reds, terutama dalam 17 menit pertama.

"Mereka paling sedikit kebolan musim ini, yang menunjukkan kuatnya benteng pertahanan mereka. Tapi kami membobol gawang mereka dua kali dalam 20 menit. Hanya tim pilihan yang bisa melakukan hal seperti itu," kata Bek Liverpool, Trent Alexander Arnold, yang melepaskan assists menawan untuk Darwin Nunez yang membuka gol pertama The Reds.

Liverpool kini menjadi satu-satunya tim yang mengalahkan Newcastle musim ini.

Mereka melakukannya di Anfield 2-1 (1/9), dan kemarin di St James Park.

The Magpies tercatat jadi tim yang paling sedikit kalah, dua kali musim ini.

Kemenangan ini juga menjadi modal sangat berharga The Kop jelang duel leg pertama 16 besar Liga Champions kontra Real Madrid (22/2) dini hari nanti. (Tribunnews/den)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini