TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, menguraikan 10 potensi sanksi yang bisa diberikan FIFA jika Piala Dunia U20 2023 batal di Indonesia.
Dampak yang bisa dialami adalah dibekukannya semua penyelenggaraan liga yang ada di Indonesia.
Hal itu otomatis membuat ratusan ribu pekerja terancam kehilangan pekerjaan di bidang olahraga paling universal ini.
Sanksi lain menurut Akmal, cita-cita Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia akan terenggut.
Indonesia bisa saja kehilangan kesempatan menjadi kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034 jika penyelenggaraan Piala Dunia U20 gagal dilaksanakan.
Lantas, setidaknya ada sepuluh poin yang dirinci oleh Akmal sebagai dampak yang berpotensi didapatkan Indonesia jika hal tersbeut terjadi.
Seiring dengan hal itu, Akmal turut menyinggung pihak-pihak yang menolak keikutsertaan Israel dalam gelaran Piala Dunia U20.
Kepada Tribunnews.com, Akmal berpesan agar 10 dampak potensial yang dirincinya itu bisa dipertimbangkan berbagai pihak yang disebutnya politikus karena mencampuradukan olahraga dengan kepentingan politik.
"Semoga membuka kesadaran para politisi yang sudah kebablasan," pesan dia.
Berikut 10 sanksi FIFA versi Akmal Marhali yang bisa didapatkan Indonesia jika Piala Dunia U20 batal digelar:
Baca juga: Israel Tampil di Indonesia di Piala Dunia U20, Ketua LPT PBNU: Untuk Kegiatan Olahraga, Tak Apa-apa
1. Indonesia dibekukan oleh FIFA
2. Indonesia dikecam oleh negara-negara lain karena tidak melaksanakan amanat FIFA
3. Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA
4. Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olaharaga
5. Indonesia dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034
6. Federasi olahraga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga termasuk olimpiade
7. Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif mencampuradukan olahraga dengan politik
8. Pemain, pelatih, wasit, klub dan masyarakat kehilangan mata pencaharian dan 500 ribu orang lebih terdampak langsung kalau sepakbola Indonesia terhenti
9. Timnas Indonesia, U16, U19, U20 tidak boleh ikut serta dalam ajang sepak bola internasional jika FIFA membekukan PSSI dan berdampak hilangnya potensi ekonomi hampir 10 triliun
10. Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tidak akan ada lagi di Indonesia
Hasil Pertemuan Suporter
Sekjen Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PNSSI) Richard Achmad Supriyanto menegaskan para suporter berkomitmen mendukung perhelatan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.
Kesuksesan penyelenggaraan turnamen sepak bola dunia kelompok usia 20 tahun itu bisa menjadi citra positif suporter sepak bola tanah air.
Richard, menilai kesempatan menjadi tuan rumah jangan disia-siakan.
Untuk itu, ia meminta Piala Dunia U-20 sebagai event sepak bola diminta untuk tidak dicampuri dengan urusan politik.
Hal itu disampaikan menanggapi polemik yang muncul di masyarakat terkait perhelatan event tersebut, berkaitan dengan keikutsertaan Israel.
"Pada umumnya suporter bisa membedakan kegiatan olahraga dengan politik. Jadi jangan ragukan kecintaan suporter terhadap sepak bola. Tinggal bagaimana pemerintah komunikasi dengan FIFA agar Piala Dunia U-20 ini bisa berjalan lancar," kata Richard dalam sesi diskusi dengan sejumlah pengamat sepak bola di FX Sudirman, Jakarta, Jumat, (23/3/2023).
Richard menjelaskan, perlu adanya pemahaman ke masyarakat soal kewenangan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Israel, kata dia, terpilih sebagai peserta karena lolos kualifikasi.
"Banyak pandangan yang muncul sekarang. Jadi harus ada pemahaman yang masif dilakukan soal olahraga jangan dikaitkan dengan politik. Sebagai suporter kita harus bersatu sukseskan Piala Dunia U-20," jelas Richard.
Sementara itu, dalam kegiatan Diskusi suporter yang diadakan Pengurus Presidium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PN-SSI).
Perwakilan suporter Timnas Indonesia khususnya di Wilayah Jakarta telah menyetujui lima hal.
Lima hal tersebut salah satunya mendukung Timnas Indonesia U-20 berlaga di Piala Dunia U-20 2023.
Berikut hasil diskusi suporter:
1. Memberikan dukung secara tetap untuk Timnas Indonesia U-20 bertanding di World Cup U-20 2023.
2. Dimintakan ada pertemuan lanjutan antara suporter dengan LOC dan Instansi terkait untuk membahas kreativitas suporter di Tribun Stadion, di masing-masing kota penyelenggara Piala Dunia
3. Secepatnya diterbitkan regulasi terkait suporter beserta turunannya berupa manual dan guide line untuk menjadi acuan dan referensi suporter di Indonesia
4. Meminta PSSI menyiapkan secara serius pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 untuk mencapai tri sukses yaitu Sukses penyelenggaraan, Sukses Prestasi dan Sukses Pemberdayaan Ekonomi
5. Negara harus hadir memastikan bahwa Piala Dunia U-20 2023 harus tetap terlaksana.
Sanksi FIFA
Indonesia selaku negara tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bisa mendapat ancaman sanksi dari induk federasi sepakbola dunia, FIFA.
Analisis itu dilontarkan pengamat sepakbola yang juga koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali yang memperhitungkan Indonesia akan kena sanksi atau banned dari FIFA jika membatalkan menggelar FIFA U-20 World Cup 2023 pada Mei mendatang.
Analisis Akmal Marhali merujuk pada kabar yang menyebut official drawing yang dijadwalkan di Bali, 31 Maret pekan depan, diundur hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Menurut Akmal, mundurnya jadwal drawing sudah bisa jadi alasan FIFA memberikan sanksi besar bagi negara yang 70 persen penduduknya pecinta sepakbola ini.
"Saya dengar rumor bahwa acara official drawing Piala Dunia U20 di tanggal 31 Maret batal. Meski santer, tapi saya masih cari info terus, dan jika info itu benar, maka Indonesia pasti kena sanksi di-banned oleh FIFA," ujar Akmal di depan peserta Diskusi Suporter Timnas Indonesia bertajuk “Suara Suporter: Piala Dunia U-20 Harga Mati!”, Jakarta, Jumat (24/3).
Akmal meminta kepada para suporter sepakbola Indonesia untuk bersama-sama mengawal agar Piala Dunia U20 tetap bergulir.
Ia menilai kesempatan menjadi tuan rumah yang sudah diminta sendiri oleh pemerintah, lalu disetujui FIFA, dan sudah pula dipersiapkan sayang jika harus dibatalkan.
"Dalam sepak bola, suporter adalah nyawa dari permainan sepak bola. Beberapa waktu ke belakang, banyak pro dan kontra yang muncul di masyarakat terkait perhelatan U-20 di Indonesia, berkaitan dengan keikutsertaan timnas Israel. Satu hal yang harus kita ingat, tugas kita sebagai suporter adalah mengawal Piala U-20 2023 sampai tuntas, sesuai judul diskusi kita sore ini, Piala Dunia U-20 harga mati.” tegasnya.
FIFA Minta Jaminan Keamanan Semua Peserta Piala Dunia U-20 2023
Kabar mundurnya jadwal drawing Piala Dunia U-20 2023 itu, menurut Akmal Marhali lantaran FIFA meminta jaminan keamanan bagi seluruh peserta Piala DUnia U-20 2023.
“Ini saya baru dapat kabar dari FIFA drawing 31 maret di Bali ditunda, FIFA minta jaminan 24 peserta aman baru drawing akan diadakan,” kata Akmal Marhali.
Ditengarai, permintaan FIFA soal jaminan keamanan itu terkait masifnya penolakan terhadap satu peserta Piala Dunia U-20 2023, Timnas Israel U-20.
Akmal Marhali juga angkat bicara terkait maraknya penolakan Timnas Israel yang akan tampil di Piala Dunia U-20 2023 Indonesia.
Menurut Akmal, perihal penolakan yang didasari masalah politik jangan lah dicampur adukan dengan olahraga dalam hal ini sepakbola.
Seperti diketahui, secara politik memang Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel.
“Saya sampaikan bahwa sejatinya sepakbola itu seharusnya tidak dibenturkan dengan masalah politik. Kalau nanti ada hubungannya dengan pemerintah ini kan kaitannya sebagai negara dengan sebuah bagian dari kehidupannya dalam hal ini sepakbola,” kata Akmal dalam kegiatan Diskusi Suara Suporter Piala Dunia U-20 Harga Mati di Pulau Dua Senayan, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
“Kemudian kalau digesekkan dengan kepentingan politik maka akan sangat kontraproduktif menurut saya,” sambungnya.
Dalam hal ini Akmal mengatakan seharusnya semua pihak sama-sama mensukseskan gelaran Piala Dunia U-20.
Pasalnya, proses menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tidaklah mudah. Mulai dari mengajukan penawaran, kemudian FIFA menerima hingga akhirnya FIFA mempercayakan Indonesia menjadi tuan rumah.
Akmal juga mengatakan apabila permasalahan ini terus berlarut dan tidak ada jalan tengahnya, tak menutup kemungkinan FIFA bakal mencabut Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
“Kaitannya dengan Piala Dunia U-20 saya setuju dengan tema ini ‘Piala Dunia Harga Mati Buat Kita’ kenapa? Kita sudah tanggung mencalonkan sudah diterima dan kita sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Kemudian masa gara-gara Israel kita batal jadi tuan rumah dan potensi itu bisa saja terjadi,” ujar Akmal.
“Sejarah membuktikan tahun 2019 ketika Malaysia jadi tuan rumah kejuaraan para renang dan Malaysia ketika itu menolak Israel. Saat penyelenggaraanya dibatalkan di Malaysia. Potensi itu juga ada buat Indonesia,” jelasnya.
Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 dijadwalkan bergulir pada 20 Maret – 11 Juni 2023 di enam kota yakni Jakarta, Palemnbang, Bandung, Solo, Surabaya dan Bali.
Baca juga: Media Malaysia Lempar Sindiran Atas Sikap Indonesia Soal Israel di Piala Dunia U-20
Gelombang Penolakan Kepesertaan Timnas Israel
Seperti diketahui, kepesertaan Timnas Israel U-20 di Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia kembali mendapat penolakan dari kepala daerah.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, turut menolak kehadiran timnas Israel sebagai peserta Piala Dunia U20 2023 di Indonesia.
Timnas Israel menjadi satu dari lima wakil Eropa yang tampil di Piala Dunia U20 2023.
Baca juga: PDI Perjuangan Jawa Timur Tolak Israel Berlaga di Piala Dunia U20 di Wilayah Jatim
Adapun empat negara lainnya yakni Perancis, Italia, Slovakia, dan Inggris.
Ganjar Pranowo menolak Israel bermain di Jawa Tengah, lebih tepatnya Stadion Manahan, Surakarta, yang menjadi salah satu venue kompetisi sepak bola level junior tersebut.
Stadion Manahan rencananya bakal menjadi tempat final Piala Dunia 2023.
Alasan Ganjar Pranowo menolak Israel karena sikap dukungan dan komitmen untuk kemerdekaan Palestina.
"Sehingga penyelenggaraan Piala Dunia U20 bisa dilakukan tanpa mengorbankan komitmen panjang kita untuk mewujudkan Palestina merdeka. Serta, tetap menjaga kedamaian sosial-politik di dalam negeri Indonesia," kata Ganjar Pranowo dikutip Kompas Regional.
"Saya berharap agar diupayakan langkah-langkah terobosan bersama, tanpa kehadiran Israel," katanya.
Selain itu, dia juga menjadikan amanat Presiden RI Indonesia, Ir Soekarno, sebagai alasan lain penolakan Israel.
Baca juga: Media Malaysia Lempar Sindiran Atas Sikap Indonesia Soal Israel di Piala Dunia U-20
"Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan maupun dalam Conference of the New Emerging Forces."
"Jadi ya kita ikut amanat beliau," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis (23/3/2023).
2 Gubernur Melawan Sebelum
Ganjar Pranowo memberikan keterangan penolakan terhadap Israel, Gubernur Bali, I Wayan Koster, lebih dulu mengirim surat ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI.
Dalam surat bernomor T.00.426/11470/SEKRET, Wayan Koster melarang Israel bermain di Bali, tepatnya Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
"Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang tim dari negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali," tulis surat tersebut.
"Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan tim dari negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali," tulisnya lagi dalam surat bernomor T.00.426/11470/SEKRET.
Bersamaan dengan hal tersebut, sudah ada dua Gubernur yang "melawan" kebijakan Pemerintah Pusat.
Seperti diketahui, PSSI dan Pemerintah Pusat tengah berusaha agar Piala Dunia U20 2023 berjalan lancar, termasuk menerima kedatangan timnas Israel sebagai peserta.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Abdul Majid)