Secara matematis, dengan melihat statistik para rival, Ter-Stegen bakal melenggang sendirian jadi kandidat peraih trofi juara.
Rival terdekatnya, rasio 0,71 adalah kiper Villarreal, Geronimo Rulli, tapi baru bermain 14 kali. Ada juga Kiper Sociedad, Alex Remiro yang sudah bermain 25 kali tapi rasio kegolannya mencapai 0,96 persen (24 kali kebobolan dari 25 laga).
Ter-Stegen akan memenangi trofi tersebut jika diturunkan
sat Barcelona menyambut tim peringkat 14, Girona dalam pekan ke-28 La Liga di Stadion Spotify Camp Nou, Selasa (11/4) dini hari.
Ini akan menjadi tonggak pencapaian terbaik Ter-Stegen sejak bergabung Barcelona pada 2014 lalu.
Kiper asal Jerman berusia 30 tahun ini menorehkan 20 clean sheet musim ini.
Dia berpotensi memecahkan rekor mantan Kiper Deportivo La Coruna, Francico Liano yang mencapai 26 clean sheet pada musim 1993/94 musim lalu.
Dengan masih tersisa sebelas laga lagi di La Liga, dibutuhkan kerja keras, dan konsistensi dari sang kiper untuk bisa melewati catatan 26 clean sheet tersebut.
Tak hanya itu, jika bisa mempertahankan rasio kegolannya seminim mungkin, Ter-Stegen juga bakal jadi kiper dengan koefisien rasio gol terbaik di antara peraih trofi Zamora.
Saat ini, nilai terbaik dipegang Jan Oblak dari Atletico Madrid, dan Franciso Liano. Keduanya memenangi trofi itu pada musim 2015/16, dan 1993/94 dengan koefisien 0,47.
Barca memang sangat kuat di La Liga musim ini. Mereka mantap di puncak klasemen sementara dengan 71 poin dari 27 laga.
Terpaut sebelas poin dari Real Madrid di peringkat dua, yang baru saja kalah 2-3 dari Real Villarreal (9/4).
Namun, di kompetisi lain, Los Cules hancur lebur. Mereka tersingkir di Liga Champions, juga Liga Europa. Yang teranyar, mereka juga terdepak dari ajang Copa del Rey setelah dicukur Real Madrid 0-4 di Camp Nou (6/4).
Dan ya, adalah Ter-Stegen juga yang berada di bawah mistar Barcelona kala itu.
Dengan wajah sedih dia menyaksikan gawangnya berturut-turut dijebol Vinicius Junior, dan kemudian tiga kali oleh Karim Benzema.