News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Penjualan Manchester United Molor Lagi, Penggagas Program Patungan Suporter Mundur

Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengusaha asal Finlandia, Thomas Zilliacus mundur dari perburuan menjadi pemilik anyar Manchester United setelah Keluarga Glazer memperpanjang tahapan penjualan klub.

Keluarga kaya raya asal Amerika Serikat itu menghendaki mahar tak kurang dari 6 milyar Poundsterling.

Tawaran dari Sheikh Jassim-lah yang disebut paling mendekati permintaan Glazer.

Bankir asal Qatar itu disebut mau menggelontorkan uang pribadinya mendekati 6 milyar Poundsterling untuk menjadi pemilik Manchester United.

Penggagas Program Patungan

Nama dan pamor Thomas Zilliacus mencuat setelah dirinya mengeluarkan ide besar untuk membeli Manchester United dari tangan Keluarga Glazer.

Ia mengusulkan agar para penggemar MU mau patungan untuk memiliki saham di klub.

Pengusaha asal Finlandia ini menjelaskan gagasannya itu.

Ia mulanya akan membeli Setan Merah bersama rekan-rekan terlebih dahulu.

Setelah MU terbeli, ia akan memberikan jatah saham kepada para penggemar.

Striker Manchester United Marcus Rashford (kanan) merayakan golnya ke gawang Brentford selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris di Old Trafford, pada 5 April 2023. (Darren Staples / AFP)

Ia melihat para suporter bisa saja memiliki hampir 49 persen saham Manchester United ke depan.

Nantinya, fans bisa mengakses sebuah aplikasi yang sekaligus menjadi wadah patungan.

Menurut kalkulasinya, fans hanya perlu merogoh kocek 3 Dollar untuk ambil bagian dalam hal ini.

Prakiraan dana yang terkumpul dari fans sekira 1,5 milyar Poundsterling.

Baca juga: Penjualan Manchester United Masuk Ronde Ketiga, Sheikh Jassim Harap-harap Cemas

"Setiap klub seharusnya memang harus dimiliki oleh para fans," jelas Zilliacus dikutip dari The Sun.

"Penawaran yang saya ajukan datang dengan prinsip persamaan bersama fans."

"Tren yang sedang berkembang sekarang ini tidak sehat untuk iklim sepak bola," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Guruh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini