TRIBUNNEWS.COM - Kasus rasisme yang melanda pemain Real Madrid, Vinicius Junior mulai menimbulkan gejolak di luar lapangan.
Hal itu nampak dari adanya demonstrasi yang terjadi di depan Konsulat Spanyol yang berada di Sao Paulo, Brasil, Selasa (23/5/2023) malam, waktu setempat.
Menurut laporan NBC, ada sekira 100 orang yang berunjuk rasa di depan Konsulat Spanyol yang notabene menjadi perwakilan negara Eropa itu.
Mereka menyoroti otoritas La Liga yang seakan sangat lambat menangani kasus ini.
Belum lagi dengan adanya langkah kontroversial yang diambil Presiden La Liga, Javier Tebas selepas kasus ini muncul.
Para pengunjuk rasa menyuarakan chant-chant protes seperti 'La Liga rasis dan 'akhiri rasisme di Spanyol dan Brasil'.
Di sisi lain, permintaan maaf melucur dari pihak Presiden La Liga, Javier Tebas.
Ia meminta maaf lantaran komentar yang ia tuliskan di media sosial pribadinya berujung kecaman.
Tebas mengaku tak ada niatan untuk menyerang Vinicius Junior yang menjadi korban rasisme.
Sebaliknya, ia ingin memberikan dukungan dari dorongan bagi pemain asal Brasil tersebut.
Ia juga mengingatkan tentang komitmen Vinicius yang mendukung program yang dilakukan La Liga untuk mencegah dan memberantas rasisme.
"Ini adalah hal yang coba saya katakan kepada tim komunikasi saya. Jika ada banyak orang yang tidak memahami apa yang saya katakan, mereka tidak salah. Jadi saya harus menebusnya," ucap Javier Tebas dikutip dari Metro.
"Saya rasa pesannya, dan niatan yang saya miliki, adalah bagian terbesar yang kurang dimengerti terutama di Brasil."
"Saya tidak memiliki niatan untuk menyerang Vinicius, tetapi lebih kepada menyatakan klarifikasi."