Soton yang sudah lebih dulu terdegradasi tampil habis-habisan menahan Liverpool 4-4, sementara Leeds dipermak Tottenham Hotspur 1-4.
Untungnya, Doucoure memecahkan kebuntuan Everton dengan gol spektakulernya.
Mereka pun menutp musim di peringkat 17 dengan 36 poin, hanya terpaut dua poin dari Leicester di peringkat 18.
The Toffees berhasil mempertahankan kehormatan untuk tak pernah terdegradasi sejak 1951.
Namun, Doucoure tak mau pujian berlebihan. Gelandang asal Mali berusia 30 tahun ini tak ingin diglorifikasi sebagai penyelamat tim.
"Jangan terbawa suasana. Saya bukan pahlawan. Tidak ada pahlawan di sini," katanya kepada BBC Sport.
"Itu adalah pertandingan besar bagi kami. Kami sangat senang. Sulit untuk menggambarkan perasaan kami.
Kami berjuang sepanjang musim untuk bersaing dan menyelamatkan klub. Sore ini kami memberikan segalanya.
Itu bukan permainan terbaik kami tetapi kami memberikan semuanya dan dapatkan hasilnya," tuturnya.
Doucoure mendesak rekan-rekannya untuk tampil lebih baik lagi musim depan.
Musim lalu, The Toffees juga tampil payah, dan untungnya masih bisa selamat di detik-detik akhir dari pusaran zona degradasi.
"Kami bekerja dan bermain untuk Everton Football Club. Kami harus jauh lebih baik dari itu. Kami perlu menyadari kesalahan yang kami buat musim ini.
Semua orang menunjukkan semangat pada akhirnya, tetapi musim depan kami harus kembali lebih kuat dan menempatkan Everton di posisi yang lebih tinggi," ujarnya.
Kontrak Doucoure sendiri habis pada Juni ini. Tapi melihat kiprahnya yang terus menanjak, termasuk juga gol penyelamatnya, besar kemungkinan Everton akan memperpanjang kontraknya.