TRIBUNNEWS.COM - Tak ada yang lebih sakit dan tersingkir dari kekalahan final Liga Champions. Rasa frustasi membelenggu, pahit, tapi harus bangkit untuk melewati rintangan.
Itulah Manchester City yang gagal saat final Liga Champions tahun 2021 dari Chelsea dirasakan oleh Ederson Moraes, sang penjaga gawang.
Manchester City mengalami perkembangan pesat di bawah asuhan Pep Guardiola sejak pertengahan Juli 2016.
Lima gelar Liga Inggris dan delapan trofi turnamen domestik (Piala FA, Carabao Cup, Community Shield) sudah berhasil diraih mantan pelatih Barcelona itu.
Tapi hanya satu yang belum menghiasi lemari trofi Manchester City bersama Pep Guardiola, yakni trofi Liga Champions.
Baca juga: Trofi Liga Champions Harga Mati, Manchester City dan Pep Guardiola Butuh Diakui
"Itulah satu-satunya gelar yang masih harus dimenangkan klub, itu adalah tujuan utama kami," ucap Ederson kepada FourFourTwo.
"Tak perlu dikatakan lagi, tim telah meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir, tetapi trofi itu hilang dari lemari trofi," sambungnya.
"Sungguh frustasi tersingkir di final ketika Anda tahu kualitas yang ada untuk menjadi juara."
"Rasa pahitnya sangat buruk. Tapi tidak selalu tim terbaik yang menang, tim tahu bagaimana menavigasi semua dari berbagai rintangan dalam perjalanan untuk mengangkat trofi," jelasnya.
Musim ini, Manchester City akan menghadapi Inter Milan di final Liga Champions yang berlangsung di Ataturk Olympic Stadium, Turki pada 11 Juni mendatang.
Erling Haaland dan kolega belum tersentuh kekalahan sejak fase grup, menang empat kali dan dua kali imbang untuk keluar sebagai juara.
Di babak gugur, langkah Manchester City dimudahkan saat menghadapi RB Leipzig babak 16 besar.
Meski ditahan imbang 1-1 pada leg pertama, The Citizens ngamuk saat bermain di Etihad Stadium dengan skor mencolok 7-0.
Erling Haaland mencetak lima dari tujuh gol Manchester City saat itu.