IF Gnistan merupakan klub sepak bola yang berkompetisi di Liga 2 Finlandia yang disebut Ykkonen.
Baru bermain delapan pekan, sosok Eero Markkanen tampil dominan bersama Gnistan.
Ia sukses menyumbang enam gol dari tujuh penampilannya bersama Gnistan.
Enam gol tersebut membuat nama Markkanen memuncaki top skor sementara Liga Ykkonen.
Tentu kesempatan Markkanen mendapatkan predikat top skor musim ini masih terbuka. Liga 2 Finlandia akan menggelar pertandingan hingga pekan 22.
Baca juga: PSM Kenalkan Adilson Silva dan Kike Linares, Pemain Asing Pasukan Ramang Komplit
Eero Markkanen Sanjung Keramahan Suporter Indonesia
Hengkang dari Indonesia, Markkanen sempat menyinggung soal keramahan suporter Tanah Air.
Satu hal yang ia ingat adalah saat PSM menggelar latihan perdana yang dihadiri ratusan suporter di stadion, dimana suporter mendatanginya dan meminta berfoto bersama.
“Mereka dikenal di mana-mana. Biasanya mereka datang ke pemain dan menginginkan foto bersama, itu hal yang luar biasa dan tak ada ketakutan sama sekali," kata Markkanen, dikutip dari Tribun Timur.
Menurut Markkanen, orang Indonesia adalah orang yang ramah, hal itu yang membuatnya menikmati tinggal di Indonesia, khususnya Makassar meskipun waktunya singkat.
“Ketika kamu menunjukkan rasa hormat kepada mereka, kamu juga mendapatkannya kembali. Saya tinggal dan menikmati hidup di sana," ungkapnya.
Pemain bertubuh jangkung ini juga mengungkapkan sempat kesulitan beradaptasi di Indonesia, namun Ia sedikit terbantu dengan pemain asing PSM lainnya waktu itu, Aaron Evans.
"Evans memberi tahu saya tentang dasar-dasar, menunjukkan dimana lokasi restoran atau makanan yang enak dimakan dan juga membantu sebagai juru bahasa," kenangnya.
Terkait sepakbola, menurut Markkanen, secara teknis pemain bagus banyak di Liga Indonesia, tetapi secara taktik permainan tak terlalu baik.
Ditanya apakah dirinya menyesal pernah bermain di Indonesia, Markkanen mengatakan bahwa dirinya tak mau melihat lagi ke belakang.
“Itu adalah pengalaman yang luar biasa. Tapi saya tak mau melihat lagi ke belakang, itu tidak sepadan. Andai bisa berbeda, mungkin kondisinya tidak seperti ini,” pungkasnya. (*)
(Tribunnews.com/ Siti N/ Tribun-Timur.com/ Fahrizal Syam)