Gundogan pun harus rela memupus asa dua kali untuk mengangkat trofi Liga Champions.
Penderitaan pemain asal Jerman itu tak cukup sampai disitu, karena di musim berikutnya Man City juga kandas dengan menyedihkan.
Gundogan dikesampingkan Pep dalam formasi skuad. Ia tak dimainkan di leg pertama yang digelar di Etihad.
Meski pada akhirnya Man City menang dengan skor 4-3, namun keputusan Pep yang tak memainkan dirinya itu rupanya cukup membuatnya terguncang secara psikologis.
Bahkan setelah pengumuman tim, ia sampai menyendiri meratapi kegagalannya menjadi starter.
"Jadi ketika kami kalah di Final melawan Chelsea dua tahun lalu, itu sangat buruk. Kemudian musim lalu, saya dicadangkan untuk semifinal melawan Madrid di Etihad, dan itu mungkin lebih sulit bagi saya," ungkap Gundogan.
"Setelah Pep mengumumkan tim, saya pergi ke kamar saya untuk menyendiri dan ya… Saya benar-benar hancur. Aku hanya sangat menginginkannya, kau tahu?" tambahnya.
Baca juga: Ilkay Gundogan Sosok Sempurna bagi Barcelona, Keping Penyempurna di Lini Tengah, Pengganti Busquet
Namun di musim terakhirnya di Man City, hal berbeda sangat ia rasakan, di mana sepanjang musim ia merasa tim sangat solid.
"Musim ini, sesuatu diklik. Saya hanya tahu kami akan melakukannya. Saya bahkan tidak bermaksud hanya Liga Champions. Liga Premier, Piala FA - semuanya."
"Minggu demi minggu, saya merasa semuanya berjalan dengan sempurna. Bahkan ketika kami 10 poin di belakang Arsenal, saya tahu kami akan memenangkan liga."
"Kami sudah memiliki fondasi yang kuat selama bertahun-tahun dengan orang-orang seperti Kevin, Kyle, John, Phil, Bernardo, dan Ederson, tetapi kemudian Anda menambahkan karakter seperti Erling dan Jack, dan itu memberi kami keunggulan lain," tandasnya.
(Tribunnews.com/Tio)