TRIBUNNEWS.COM - Masa depan Kylian Mbappe di Paris Saint-Germain (PSG) memang belum menemui kejelasan.
Mbappe masih enggan untuk memperpanjang masa baktinya di Parc des Princes padahal kontraknya akan habis pada 2024 mendatang.
Kylian Mbappe juga telah menolak untuk mengaktifkan opsi perpanjangan dalam klausul kontraknya di PSG.
Hal tersebut membuat PSG berada dalam situasi sulit. Jika tak segera menandatangani kontrak baru, kapten timnas Prancis itu bakal dijual oleh klub.
Apa yang dilakukan oleh Mbappe memiliki alasan yang begitu kuat sebab jika bertahan di klub selama setahun lagi, ia akan mendapatkan guyuran bonus.
Berdasarkan laporan dari El Pais via Daily Mail, penyerang 24 tahun itu akan menerima bonus loyalitas sebesar 68 juta poundsterling (Rp1.3 triliun) jika bertahan di Paris sampai 2024 mendatang.
Ia juga bisa mendapatkan uang sebesar 51 juta poundsterling (Rp996 miliar) jika memutuskan memperpanjang kontraknya sebelum 31 Juli 2023 ini.
Sekarang tinggal menunggu bagaimana saga transfer ini akan bergulir. Tentunya PSG menjadi pihak yang berada dalam situasi sulit.
Jika pemainnya itu tetap enggan untuk memperpanjang kontrak dan gagal dijual pada bursa transfer musim panas ini, mereka bakal kehilangan Mbappe secara gratis.
Padahal Les Parisiens sudah mengeluarkan banyak uang untuk biaya gaji dan transfer Mbappe dari AS Monaco pada 2018 silam.
Baca juga: Kylian Mbappe, Pilih Bertahan atau Hengkang? PSG Terapkan Masa Deadline Terkait Kontrak Mbappe
Di sisi lain, akhir-akhir ini penyerang berusia 24 tahun itu juga menimbulkan masalah lain yang mengundang rasa tak suka dari rekannya di klub.
Enam pemain PSG dilaporkan mengeluhkan komentar Mbappe soal situasi klub.
Dalam sebuah wawancara dengan France Football, ia mengatakan bahwa PSG adalah klub yang terpecah belah.
Mbappe juga mengatakan, bermain di sana tak akan mendatangkan kesuksesan yang lebih besar untuknya dalam meraih trofi Liga Champions.