News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Saat Andre Onana Main Sebagai Kiper, Kamerun Seperti Punya Bek Tambahan, Begini Kata Gaetan Bong

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkap layar Andre Onana keluar jauh dari gawang saat hadapi Swiss di Piala Dunia 2022

TRIBUNNEWS.COM- Rekan setim Andre Onana di timnas Kamerun menilai Onana punya kemampuan istimewa ketika bertugas sebagai kiper.

Saat dia bermain sebagai kiper, tidak hanya berperan sebagai kiper tapi juga di belakang seperti ada bek tambahan.

Pemain Kamerun, Gaetan Bong mengatakan Andre Onana, sang kiper ini seperti seorang bek tambahan.

“Kami tahu kualitasnya. Dia bisa bermain dari belakang seperti pemain lain," katanya di Skysports.

"Bahkan saya terkadang bermain dengannya. Saling umpan bola. Saya sedikit takut! Fans harus bersiap untuk memiliki penjaga gawang yang bisa bermain.

Ini adalah gaya permainan Man City. Ini adalah level yang ingin dicapai Man Utd, dan untuk itu Anda membutuhkan kiper modern ini," ujar bek Brighton ini.

Bong menilai, pelatih United, Erik ten Hag sudah mengidentifikasi titik lemah di timnya.

Karena itulah mereka mendatangkan Onana. "Andre memiliki kualitas dan potensi dan bermain untuk United dia mungkin mencapai level Alisson dan Ederson," tuturnya.

"Jika Anda melihat Man City dan Liverpool, yang memiliki penjaga gawang yang membuat kesalahan dan mengambil risiko,

para manajer membela penjaga gawang karena mereka tahu kualitasnya, tidak ada yang berubah dan tidak ada keraguan," ujar Bong.

Andre Onana Sering ke Luar Kotak Penalti

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola mungkin ketar-ketir saat ini setelah mendengar kabar klub musuh bebuyutannya, Manchester United jadi merekrut Andre Onana dari Inter Milan.

Manchester United merogoh kocek 43 juta pound sterling (sekitar Rp 843,3 miliar), termasuk sekitar 5 juta tambahan untuk mendatangkan Andre Onana, kiper asal Kamerun berusia 27 tahun tersebut, dengan masa bakti lima tahun.

"Klub mendekati kesepakatan, maka Onana akan melakukan perjalanan untuk tes medis dan penandatanganan kontrak," tulis pakar transfer, Fabrizio Romano, Senin (17/7/2023).

Menurut jurnalis Italia itu, Manchester United akan segera mengurus visa untuk perjalanan Onana ke Amerika Serikat dalam rangka tur pramusim.

Guardiola pasti belum lupa bagaimana City dibuat kerepotan oleh Onana saat final Liga Champions di Stadion Ataturk Olympic, Istanbul, Turki, Juni lalu.

Meski posisi Onana adalah kiper, tapi dia ikut membantu menyusun serangan Inter dari lini belakang.

"Onana bermain seperti gelandang bertahan. Dia berada di posisi gelandang bertahan. Onana, membuat sangat sulit untuk menekan lawan.

Anda tidak bisa menekan kiper dengan benar. Inter ahli dalam menjaga bola," ujar Guardiola saat itu dikutip dari Skysports.

Ini pujian besar dari seorang manajer yang telah memelopori kiper ofensif.

Karakter Victor Valdes yang ikut membantu serangan dari bawah mistar Barcelona di era Guardiola dulu, dipandang sebagai sesuatu yang revolusioner pada tahun 2009. Pengaruh itu sekarang dapat dilihat di seluruh Liga Primer.

Salah satu kelemahan terbesar David De Gea --yang kini berstatus mantan kiper United-- selama ini adalah minimnya kontribusi lewat kakinya. Ini juga yang membuatnya harus pergi dari Old Trafford setelah 12 musim.

Onana sebaliknya. Kontribusinya dengan kaki, dan keberaniannya ke luar kotak penalti, justru menjadi kekuatannya.

Di atas kertas, ini akan memungkinkan Setan Merah bermain lebih tinggi, dan mendominasi lebih banyak wilayah.

Penguasaan bola mereka juga akan meningkat karena Onana merasa nyaman bermain-main dengan bola di luar kotak penalti.

Pelatih United, Erik ten Hag pasti sangat hapal potensi sang kiper. Pasalnya, mereka pernah bekerja sama di Ajax, saat meraih tiga gelar liga bersama, dan mencapai semifinal Liga Champions pada 2019.

"Dia mungkin penjaga gawang paling sensasional yang akan didapatkan Man Utd untuk waktu yang lama," kata pakar sepak bola Belanda, Marcel van der Kraan kepada Sky Sports.

"Kemampuannya menguasai bola adalah hal yang membuatnya begitu populer di Ajax. Beberapa pergerakannya kadang-kadang hampir lucu, karena tak biasa, tetapi selalu brilian," tuturnya.

Onana tiba di Ajax saat berusia 18 tahun setelah meninggalkan Barcelona. Sempat ada kekhawatiran karena dia terlalu sering meninggalkan gawangnya.

Namun, kiper legendaris Man Utd Edwin van der Sar melihat sesuatu yang istimewa pada diri remaja tersebut.

"Dia agak terlalu percaya diri di awal kariernya. Beberapa pencari bakat di Ajax tak merekomendasikannya. Edwin van der Sar yakin padanya.

Terbukti, sejak bergabung dengan Ajax, dia sukses besar," kata van der Kraan.

Final Liga Champions lalu menjadi panggung sempurna untuk memperlihatkan bakatnya.

"Dia sekarang lebih tenang, dan penuh perhitungan seperti terlihat di final Liga Champions. Dia bisa menjadi sweeper, bisa menjadi full-back, bisa jadi gelandang. Tapi tentu yang terbaiknya adalah di bawah mistar gawang," ujar van der Kraan.

Onana diharapkan jadi solusi United. Musim lalu, terlihat bahwa de Gea kurang percaya diri saat menguasai bola.

Dan itu membuat lawan jadi lebih leluasa menekan. Kasus paling nyata saat United dibantai Brentford 4-0 Gtech Agustus tahun lalu.

Pun demikian seperti yang ditunjukkan dalam kekalahan final Piala FA dari Man City pada Juni lalu.

United sangat mudah diprediksi saat ditekan dengan intens. De Gea tak bisa ikut membantu, dan nyaris tak ada kontribusinya untuk membantu tim keluar dari tekanan.

Dengan Onana di bawah mistar gawang, diharapkan situasi serupa tak terulang.

Aksi Onana yang diperlihatkan saat final Liga Champions kontra Man City, diharapkan bisa menjadi gambaran apa yang akan diberikannya untuk United sepanjang musim ini.

Dalam grafik di Skysports, terlibat bagaimana aktifnya Onana bergerak saat laga final itu, di area gol, di kotak penalti, maupun di luar kotak penalti.

Bahkan frekuensinya menyentuh bola lebih banyak di kotak penalti ketimbang di area gol.

Terlihat juga, dia sampai empat kali maju hampir mendekati garis tengah lapangan, sejajar dengan areanya gelandang bertahan.

Dengan posisinya yang tinggi, Onana lebih terlibat dalam membantu menyusun serangan dengan umpan-umpannya yang juga terbilang cukup akurat.

Selain mengumpan ke para bek, dan gelandang, dia juga kerap mengumpan langsung jauh ke para gelandang serang, bahkan striker.

Untuk faktor distribusi, secara keseluruhan Onana jauh mengungguli David De Gea selama musim 2022/23 di liga masing-masing.

Dia hanya kalah di aspek menit bermain, dan rata-rata tendangan jauh. Selebihnya, dia unggul dalam hal jumlah umpan (38 berbanding 19,5), akurasi umpan (79 persen:68,3%), umpan jauh komplet (6.1: 4.9) dll.

Namun, untuk faktor kemampuan menghentikan tendangan, De Gea lebih unggul. Terlihat misalnya dari clean sheets di mana De Gea mencapai 17 laga, sedang Onana hanya delapan laga.

Kemudian penyelamatan, di mana de Gea 2,7 perlaga, sedang Onana hanya 2,6.

Bagaimana pun, pergantian kiper di United akan menimbulkan goncangan, setelah 12 tahun terus dikawal De Gea.

Onana tak sejago De Gea dalam menghentikan bola. Dia lebih trampil, dan handal dalam medistribusikan bola.
Dan itulah yang diinginkan pelatih Ten Hag dari penjaga gawangnya musim ini. (Tribunnews/den)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini