Ancaman hukuman pengurangan poin dinilai sebagai langkah efektif membuat suporter JDT jera dan tidak melakukan pelanggaran lagi.
"Harus memangkas poin karena ada tim yang merasa memiliki kemampuan finansial yang luar biasa," ucap Sadek Mustaffa.
Jangan berharap poin JDT dikurangi karena menurut saya, itu adalah 'mentalitas pecundang' dan pola pikir
"Mungkin denda ratusan ribu ringgit hanya 0,01 persen dari kekayaan mereka."
"Jadi, sejauh mungkin pengenaan denda ini tidak berdampak besar bagi tim apalagi suporter."
"Kalau ada pengurangan poin dan bahkan mungkin denda karena bermain tanpa suporter."
"Suporter tidak akan mengulang kesalahan yang sama karena tim akan didenda, dan suporter juga akan dihukum," imbuhnya.
Kurang lebih 10 hari lalu, JDT didenda oleh FAM Malaysia dengan nominal 120 ribu RM (Ringgit Malaysia) karena aksi pembakaran flare di dalam stadion.
Dalam beberapa pertandingan terakhir setelah itu, suporter JDT masih belum kapok hingga melakukan hal yang sama di kandang mereka.
Ancaman pengurangan poin mungkin bisa membuat bergetar para suporter yang tentunya tak mau klub kesayangan mereka tersandung dalam meraih gelar.
Sementara itu, usulan hukuman potong mata atau pengurangan poin tersebut dinilai Tunku Ismail Sultan Ibrahim selaku pemilik JDT sebagai aksi tidak gentleman.
Baca juga: Kabar Pemain Abroad Timnas: Elkan Baggott Dibela Pelatih, Marselino-Ivar Jenner Kompak Bikin Assist
Ia menyebut hal itu sebagai mentalitas pecundang, ketika ada pihak yang mengharapkan JDT tersandung dari tren positif 17 kemenangan beruntun.
"Kami telah didenda sekitar RM 100.000 dan mungkin akan ada lebih banyak hukuman," ucap Tunku Ismail.
"Jika Anda ingin bertarung dengan JDT, Anda tidak ingin mata kami dipotong karena suporter membakar suar."
"(Itu) bukan gentleman. Kalau mau kalahkan JDT, kalah di lapangan."
"Jangan berharap poin JDT dikurangi karena menurut saya, itu adalah 'mentalitas pecundang' dan pola pikir."
"Manajemen tim lain harus fokus pada peningkatan skuad mereka daripada sibuk dengan JDT," imbuhnya.
(Eko Isdiyanto/SuperBall)