Mantan Presiden Inter Milan ini pun menjelasakan meski para pemain timnas Indonesia ini mengikuti pendidikan kepolisian tak langsung masuk begitu saja.
Ia menjelaskan bahwa semua dijalankan seusai dengan prosedur yang ada.
“Nah, tentu prosedur mereka masuk ke Polri kan ada prosedurnya, mungkin salah satunya pemanggilan ini,” ucap Erick.
“Tentu ya itu risiko, karena tidak mungkin ketika ada keinginan untuk bergabung ke institusi Polri kita stop (prosedurnya), tidak bisa,” tegasnya.
“Jadi ya kita mendorong para pahlawan (sepak bola) ini mendapat kesempatan yang lebih besar lagi ke depannya.”
Lebih lanjut, Erick pun menjelasakan bahwa pihaknya bakal mengusahakan agar para pemain timnas Indonesia ini nantinya bisa memperkuat tim Merah Putih.
Ia menjekaskan para pemain ini memang harus mengikuti prosedur yang ada, tetapi pihaknya tetap akan melakukan komunikasi dengan kepolisian.
Apalagi yang telah lolos jadi anggota kepolisian ini bakal menjalani pendidikan selama lima bulan yang dimulai dari Juli 2023 ini.
Dengan begitu, peluang para pemain ini bergabung dan membela timnas Indonesia pun sangat minim.
Padahal agenda timnas Indonesia dari kelompok usia hingga senior berada di depan mata seperti Piala AFF U-23, Kualifikasi Piala Asia U-23, dan Asian Games 2023.
Situasi ini tentu saja membuat tim pelatih membutuhkan pemain-pemain andalan timnas Indonesia ini.
Untuk ini, Erick mengaku akan ada komunikasi dengan pihak kepolisian dan mencari cara terbaik agar para pemain ini masih bisa memperkuat skuad Garuda.
“Kami kasih kesempatan dulu mereka. Nanti apakah kami ada pembicaraan khusus dengan pihak kepolisian, boleh tidak kita pinjam dulu, tanpa merusak sistem,” kata Erick Thohir.
“Kan sama, ketika seleksi (pemain Piala Dunia U-17) di 12 kota kan kita bilang, kita tidak mau ada pemain titipan. Sama juga (di kepolisian). Yang mau jadi Polri itu banyak sekali anak muda Indonesia, dari seluruh penjuru, tapi kalau ada kekhsusan, namanya kita merusak standar kepolisian dan kita tidak mau itu,” tambahnya.