"Kami antisipasi dengan dijadikan satu di tribune sayap utara."
"Gesekan-gesekan yang terjadi di awal tampaknya berasal dari beberapa ejekan," lanjutnya.
Ratusan suporter tamu ini mayoritas berasal dari wilayah Jawa Barat.
Mereka datang secara kolektif ke Kota Bengawan.
Adanya kecolongan tersebut, Ginda meminta sejumlah evaluasi dari tim Liga Indonesia Baru (LIB) terkait penjualan tiket.
Kejadian ini menjadi evaluasi bagi panpel tuan rumah maupun tim tamu yang seharusnya bisa menghimbau suporternya untuk tidak datang.
"Ada yang naik bus, infonya juga ada yang naik mobil, ada yang naik kereta api," ujar Ginda.
"Melihat dari bahasanya, mereka berasal dari Jawa Barat."
"Kami berharap pada solusi yang jelas karena dilihat tadi tidak ada atribut tetapi masih ada nyanyian, masih ada ejekan," sambungnya.
"Kami foto tiketnya, mengingat gelang tiket itu bisa kami lacak."
"Mereka memang bertiket. Sebenarnya siapa yang menjual tiket ini, biar jadi bahan evaluasi."
"Jadi ketahuan siapa yang menjual. Apakah itu dari elemen suporter, apakah dia titip atau membeli langsung di toko," tandas Ginda.
Dengan insiden di atas, Persis Solo dan Persib Bandung hanya tinggal menunggu sanksi dari Komdis PSSI.
Untuk Persis Solo kemungkinan mendapat sanksi karena tidak bisa menghalau kedatangan suporter tim tamu.