Saat khalayak sudah melupakan masalah Hokky di atas, ia justru mengulang kembali kontroversi dengan selebrasi.
Problemnya adalah, Hokky hanya satu dari delapan pemain yang membobol Taiwan, tim terlemah di grup yang hanya dihuni pemain kampus.
Gol tersebut juga bukan usaha brilian sang pemain, melainkan "hanya" tap in menyambut servis Fajar Fathurrahman.
Tak ada gol Hokky, Garuda Muda tetap bisa menang telak atas Taiwan dan tetap memuncaki klasemen Grup K.
Sebagai perbandingan, Lionel Messi berselebrasi membuka telinga sebagai gestur mendengarkan kritik saat timnas Argentina mengalahkan Belanda di Piala Dunia 2022.
Pelatih Shin Tae-yong yang biasanya mendisplinkan pemain, tak memahami situasi Hokky Caraka sehingga tak bisa berkomentar.
"Belum kepikiran apa-apa masalah selebrasi Hokky," ucap Shin.
"Saya juga bukan orang yang mencari-cari di sosial media, jadi maaf," katanya.
Andai Hokky Caraka bisa mencetak gol penentu kemenangan melawan Turkmenistan, atau menjadi top scorer turnamen besar di masa mendatang, ia barangkali pantas mencoba selebrasi itu lagi.
(Najmul Ula/BolaNas)