Striker Timnas Italia berdarah Argentina itu tampak sudah mulai nyaman di Liga Italia.
Kedatangan Retegui ke Serie A memang bertujuan agar ia lebih mudah dipantau oleh Timnas Italia ketimbang saat masih berkiprah di Argentina.
Selain itu, keputusannya gabung Genoa pun terbilang tepat karena keberadaan Alberto Gilardino sebagai pelatih.
Pria yang semasa berkarier pernah memenangi Liga Champions dan Piala Dunia itu memberikan ilmu baru kepada Retegui dan para penyerang Genoa lainnya.
Harapannya, Il Grifone bisa lebih tajam di depan gawang dan tak kembali turun ke Serie B.
"Kami bekerja dengannya (Retegui) dan semua striker setelah sesi latihan untuk melakukan beberapa hal spesifik, seperti pergerakannya, atau kontrol sentuhan pertama untuk menutupi bola sambil menjauhi pengawalnya," ujar Gilardino kepada DAZN, dilansir Football Italia.
Melihat performa gemilang yang diperlihatkan mantan gebetan, AC Milan diklaim menyesal karena tidak fokus untuk mendatangkan penyerang berusia 24 tahun ini.
Diwartakan SempreMilan, AC Milan meratapi keputusan mereka tidak mendatangkan Retegui dari Tigre pada bursa transfer musim panas lalu.
Padahal saat itu AC Milan sudah mendekati kesepakatan untuk mengontrak pemain yang banyak menghabiskan karier sepak bolanya bersama klub Argentina sebelum menerima pinangan Genoa.
Rossoneri dipatok harga 12 juta euro atau sekitar Rp197 milar untuk mendapatkan jasa sang bomber.
Namun AC Milan hanya menempatkan Retegui di list nomor keempat setelah Mehdi Taremi, Luka Jovic dan Jonathan David dalam daftar bidik Juli lalu.
Terlebih Rossoneri mencari striker yang memiliki kriteria sudah jadi untuk melapisi Olivier Giroud.
Namun faktanya, Retegui justru tampil lebih moncer ketika bergabung dengan Genoa. Pada musim perdananya sudah mengemas tiga gol dari enam pertandingan.
Sikap terlalu cuek AC Milan menimbulkan penyesalan setelah melihat sang mantan gebetan menjadi jimat bagi Genoa.
(Tribunnews.com/Giri)