Pengamat Sepakbola Sebut Wajar Jika Kinerja Erick Thohir Dapat Tingkat Kepuasan yang Tinggi
Abdul Majid/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat sepakbola Indonesia Kesit Budi Handoyo menanggapi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyebut mayoritas publik puas dengan kinerja Erick Thohir selama menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.
Kesit menyebut kepuasan publik itu sesuai dengan fakta yang terlihat di lapangan.
"Masyarakat sudah cukup realistis. Sepakbola itu kan melihatnya gampang, masyarakat pasti melihat dan membandingkan fakta sebelumnya dan fakta yang ada saat ini. Kalau ada progres yang positif bagi sepakbola Indonesia pasti berujung pada bagaimana kepemimpinan dari organisasi PSSI itu sendiri," kata Kesit, Kamis (5/10/2023).
Baca juga: Riset LSI Klaim Kepuasan Suporter Terhadap Kinerja Ketua Umum PSSI Erick Thohir Tembus 91,4 persen
Dalam survei yang dilakukan terhadap 1.206 responden itu, ditemukan bahwa 80,6 persen dari keseluruhan responden mengaku puas dengan kinerja Erick memimpin PSSI dengan rincian 28,2 persen sangat puas dan 52,4 persen cukup puas.
Kemudian 91,4 persen yang merupakan penggemar klub sepak bola seperti Persija, Persebaya, Arema, Persib, PSM, dan lain-lain, menyampaikan kepuasannya terhadap kinerja Erick, dengan 34,9 persen merasa sangat puas dan 56,5 persen cukup puas.
"Artinya ketika ada perkembangan yang positif dari sepakbola Indonesia apakah kompetisi atau tim nasional, lalu sanksi yang tegas, semuanya memperlihatkan kemajuan pasti imbasnya adalah kepemimpinan di PSSI itu dinilai membaik. Jadi kalau pak Erick memiliki tingkat kepuasan yang tinggi ya lumrah," ujarnya.
Namun, kata dia, jika tiba-tiba mengalami penurunan, masyarakat juga akan melihat dan memengaruhi penilaian terhadap kinerja Erick Thohir sebagai Ketum PSSI tersebut.
Sebab itu, ia berharap perbaikan demi perbaikan terus ditingkatkan karena pekerjaan rumah mengurus sepak bola Indonesia sangat banyak.
"Maka hasil yang sudah ditunjukkan selama pak Erick terpilih jadi Ketua umum PSSI harus terus ditingkatkan," kata dia. "Butuh waktu yang cukup panjang untuk memperbaiki sepak bola Indonesia," ujar Kesit menambahkan.