TRIBUNNEWS.COM - Carlo Ancelotti telah mencapai tonggak sejarah lainnya. Kali ini bukan di lapangan sepak bola, tapi secara akademis.
Carlo Ancelotti kini memiliki gelar baru yang didapatkannya dari University of Parma, Italia pada Rabu (11/10/2023).
Ancelotti dianugerahi gelar Master Kehormatan oleh Fakultas Kedokteran dan Bedah Universitas Parma.
Gelar itu diberikan kepada Ancelotti sebagai tanda penghargaan atas kiprah suksesnya sebagai pelatih di dunia sepakbola.
Seperti dilaporkan Sky Sports Italia, pada upacara penerimaan itu, Ancelotti menyampaikan pidato bertajuk 'Sepakbola, Sebuah Cara Hidup'.
Ancelotti, menerima penghargaannya bersama mantan manajer AC Milan Arrigo Sacchi dan Ariedo Braida di antara penonton.
Sang juru taktik menerima tepuk tangan meriah saat ia mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-temannya.
Baca juga: Sumber Gol Real Madrid Datang Tak Terduga, Peringatan Ancelotti soal Bellingham Masih Berlaku
Pelatih yang dijuliki Don Carlo itu kemudian bercanda dengan mengatakan para pemainnya kini bisa memanggilnya dokter.
“Saya akan memberitahu pemain saya untuk memanggil saya Doktor mulai sekarang. Saya berasal dari keluarga yang secara genetik cenderung memiliki emosi yang kuat, jadi wajar jika saya bereaksi seperti ini,” ujar Ancelotti dikutip laman Football Italia.
Ancelotti menjadi salah satu pelatih tersukses di dunia, sejak tahun 1996 bersama Juventus, Milan, Chelsea, Paris Saint-Germain, Bayern Munich, Napoli, Everton, dan dua kali di Madrid.
Dalam kesempatan itu, Ancelotti mengungkapkan kiatnya terkait pendekatan kepelatihan yang ia terapkan di klub tempat dia melatih.
“Anda tidak bisa melatih Diego Maradona untuk menggiring bola dengan lebih baik. Itu bersifat genetik. Apa yang dapat Anda lakukan dengan pemain berbakat adalah membantu mereka mengingat pentingnya altruisme. Itulah yang membedakan pemain hebat dengan juara,” beber Ancelotti.
“Sepakbola membantu saya meningkatkan hubungan saya dengan orang lain, belajar menghormati peraturan, lawan, dan rekan satu tim Anda. Menjadi pelatih di atas segalanya berarti mengetahui cara mendengarkan orang lain, kolaborator, dan pemain Anda, lalu membuat keputusan sendiri.”
“Saya mencoba menyampaikan ide-ide saya melalui persuasi, bukan dengan pemaksaan kepada orang lain. Saya tenang, sangat sabar, dan yang terpenting, saya beruntung didukung semangat yang besar terhadap olahraga ini,” jelasnya.
Masa depan Ancelotti adalah topik yang mendapat banyak sorotan dalam beberapa bulan terakhir.
Kontrak pelatih asal Italia di Real Madrid akan berakhir pada akhir musim ini.
Sebagian besar laporan telah menghubungkannya dengan pekerjaan di Brasil setelah kontraknya berakhir, meskipun konfirmasi resmi masih belum ada.
(Tribunnews.com/Tio)