"Dengan semua keterampilan sepak bolanya, skill yang dimiliki dan pemahaman taktiknya mereka sudah paham," tambahnya.
"Sementara pemain kita terlalu mudah kehilangan bola, itu tidak semata-mata hilang karena salah passing," kata dia.
Bahkan Fakhri Husaini lebih detail menjelaskan bahwa Timnas Indonesia U17 masih belum mampu mencari posisi yang ideal ketika sedang memegang bola.
"Tetapi kadang-kadang banyak sekali momen ketika teman punya bola, pemain lain tidak berada dalam posisi yang ideal," ucap mantan pelatin Timnas Indoneisa U16 itu.
"Akhirnya kick the ball away, ini tentu kalau kompetisi kita bagus berkualitas kesalahan mendasar ini tidak akan terulang," imbuhnya.
Fakhri Husaini juga turut menyoroti lini belakang Timnas Indonesia U17 yang kerap sekali melakukan kesalahan.
Meski begitu, Fakhri Husaini memaklumi karena para pemain yang berlaga masih berusia 17 tahun.
Meski demikian, Fakhri Husaini juga menjelaskan bahwa tim yang mempunyai kompetisi muda yang sehat mampu lebih berbicara di ajang Piala Dunia U17 2023.
"Kemudian Kesalahan taktik ketika posisi bertahan, jumlah kita dengan lawan itu sama," ujar Fakhri Husaini.
"Jumlah lawan lebih banyak dengan pemain kita atau sebaliknya, ini keputusan yang harus cepat dilakukan pemain.
"Saya menonton beberapa tim, ada yang masih sepak bola anak-anak, tapi ada tim yang sepak bolanya di atas umurnya mereka," kata dia.
"Ekuador misalnya main bolanya rapi sekali, mereka bisa build-up bisa switch play lapangan gbt itu mereka kuasai semua" tambahnya.
"Kemudian Spanyol, atau Jepang ini anak umur 17 tahun tapi main bolanya sudah melebihi batas usianya."
"Ini semuanya tentu berasal dari kualitas kompetisi usia muda di negaranya." imbuhnya.
(Tribunnews.com/Hafidh Rizky Pratama/Ali) (Bolanas.com/Nungki Nugroho)