Persamaan keduanya terlihat saat masih muda.
Kala itu, Gallardo yang berperan sebagai pemain nomor 10 dikenal punya skill mumpuni dan andal dalam mengeksekusi bola mati.
Sayangnya kiprahnya sebagai pemain tak berjalan mulus layaknya Maradona. Bedanya, Gallardo banyak berkutat dengan cedera ketimbang seniornya di Argentina itu.
3. Sempat Tak Suka Sepak Bola dan Gemar Layang-layang
Meski kini dicap salah satu pelatih terbaik di Amerika Selatan, siapa sangka dulunya Marcelo Gallardo tak menggemari sepak bola.
Semasa kecil, dirinya tak gemar bermain sepak bola dan justu lebih gemar bermain layang-layang bersama teman-teman masa kecilnya.
Tapi saat beranjak dewasa, Gallardo mulai terjun ke sepak bola berkat keluarga dari sang ibu yang sempat membuatnya menjadi pendukung San Lorenzo
4. Rekor sebagai Pelatih di River Plate
Selama delapan tahun menukangi River Plate, Marcelo Gallardo mampu menciptakan berbagai rekor fenomenal sebagai pelatih.
Ia menjadi pelatih tersukses sepanjang sejarah klub di kancah internasional dengan memenangi dua gelar Copa Libertadores, tiga gelar Recopa Sudamericana, satu gelar Copa Sudamericana, dan satu gelar Suruga Bank Championship.
Di samping itu, ia juga memiliki rekor sebagai pemain pertama yang bisa membawa River Plate juara di level internasional sebagai pemain dan pelatih.
5. Diincar AC Milan
Sebelum memutuskan menerima pinangan Al Ittihad, pelatih berusia 47 tahun ini difavoritkan menjadi juru taktik AC Milan.
Rossoneri memasukkan nama Gallardo sebagai pengganti Stefano Pioli.
Pioli saat ini berada dalam masa pantau manajemen AC Milan. Dia diberikan kurun waktu 30 hari untuk mengembalikan Olivier Giroud dan kolega kembali ke jalur perburuan juara, baik kompetisi domestik dan EUFA Champions League.
Jika tidak berhasil, maka pemecatan menjadi solusi yang dimiliki AC Milan kepada Stefano Pioli.
(Tribunnews.com/Giri)