"Artinya saya tahu betul kondisi tim," sambungnya.
Persiapan mepet yang dimiliki Timnas Indonesia membuat mereka gagal tampil maksimal.
"Menurut saya yang menjadi atensi di kami adalah waktu berkumpulnya karena kami berangkat setelah bermain di liga," kata Sumardji.
"Bahkan ada yang baru selesai main langsung berangkat dan kami bertemu di Irak."
"Di Irak kami tidak tahu soal cuaca dan kebetulan beberapa kali di sana hujan."
"Jadi ketika datang, cuaca tidak mendukung. Saat kami mau menjalani latihan terjadi hujan, jadi latihan tidak maksimal," ungkap Sumardji.
Lebih lanjut, Sumardji juga menyoroti soal perjalanan panjang Timnas Indonesia dari Jakarta yang membuat Marc Klok cs mengalami jetlag alias kelelahan.
"Kami juga menjalani perjalanan panjang dari Jakarta sampai Basra, itu bukan sebentar, tetapi cukup lama," jelas Sumardji.
"Bukan cuma itu, terus ada jetlag juga. Bagaimana tidak? Perbedaan waktunya 5 jam dengan Indonesia."
"Saya saja yang tidak bermain erasa capek sekali. Saya tentu tidak sekadar membela karena saya ada di dalam dan saya bisa merasakan sendiri kondisi itu," tegasnya.
Selanjutnya, Sumardji juga mengungkapkan penyebab Timnas Indonesia gagal tampil maksimal saat melawan Filipina di laga kedua.
Menurutnya, faktor kondisi rumput sintetis lapangan Rizal Memorial Stadium yang menjadi permainan Timnas Indonesia menjadi kacau.
"Yang kedua kaitannya dengan laga melawan Filipina. Kalau dari mata saya melihat dan hati saya, saat melihat kondisi lapangan jadi mengelus dada," kata Sumardji.
"Kondisi lapangan kalau menurut saya, mohon maaf, tidak layak."