"Saya pikir itu sama sekali tidak menghormati dia (Hojlund), dia bahkan tidak mengakuinya," ucap pakar Match Of the Day, Ian Wright.
"Dia melakukan tembakan dari sudut yang paling konyol. Dia kesal pada dirinya sendiri tetapi dia bahkan tidak mencari Hojlund. Hojlund harus menariknya ke ruang ganti dan berkata 'ayola'," jelasnya.
Hal itu juga pernah terjadi saat Antony mendapatkan kesempatan, alih-alih memberikan umpan tetapi malah mengeksekusi sendiri.
Faktor lain yang membuat Hojlund meredup adalah prioritas Scott McTominay yang diberikan Erik ten Hag.
Perlu dipahami, Hojlund tidak lagi menjadi titik fokus serangan Man United sejak Scott McTominay mencetak dua gol di waktu tambahan untuk meraih kemenangan atas Brentford 2-1.
Erik ten Hag menempatkan pemain Skotlandia itu lebih ke depan dari perannya di lini tengah.
Hal itu membuat Hojlund terkadang bermain sebagai nomor 10 atau pemain sayap.
Tapi, upaya ten Hag untuk memaksimalkan membuahkan hasil cukup baik.
McTominay mencetak 3 gol setelah bracenya itu, lalu satu gol di ajang Liga Champions sehingga membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak Man United musim ini dengan koleksi 6 gol.
"Terkadang dia berada jauh di dalam (di lini tengah lawan) dan terkadang dia lebih rendah, namun rencana permainan kami adalah kami ingin dia sering berada di posisi tertinggi (di atas lapangan)," ucap ten Hag soal McTominay.
"Jadi tim harus mewujudkannya agar dia bisa tampil tinggi dan dia bisa berada di posisi di mana dia berada di sekitar striker dan kemudian bisa berlari."
"Dia memiliki insting yang bagus ketika tiba. Tim harus melakukannya, pastikan kita membawa bola bersamanya," jelas mantan pelatih Ajax itu.
Yang terakhir adalah perubahan taktik di lini tengah Manchester United.
Momen terbaik Hojlund untuk Manchester United adalah ketika mencetak gol saat menjamu Galatasaray.