TRIBUNNEWS.COM - Kondisi keuangan klub-klub Liga 1 musim ini kerap diterpa isu soal krisis keuangan.
Klub yang secara terang-terangan mengakui mengalami krisis finansial adalah PSM Makassar, Arema FC, hingga Persija Jakarta.
Kini, klub asal Jawa Tengah PSIS Semarang ikutan mengakui kondisi tak stabil keuangan mereka.
Melalui CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi menerangkan kondisi finansial Laskar Mahesa Jenar memang sedang tak baik-baik saja.
Terlebih kondisi stadion yang kurang diminati suporter makin membuat PSIS kurang pemasukan.
"Di PSIS itu sama (punya masalah pembayaran gaji), karena ekonomi di dunia ini turun jadi tiket penonton berkurang, sponsor juga berkurang."
"Kemarin Persija juga ngomong kalau sponsor kabur, tiket penonton sulit, dan lain sebagainya," terang CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi melalui kanal YouTube pribadinya.
Baca juga: Klarifikasi Bos PSM Makassar soal Penunggakan Gaji Pemain di Liga 1
"Kalau di PSIS sebetulnya sama, kita sudah over budget (alias) terlalu banyak sebenarnya tapi kita punya komitmen untuk selalu menyelesaikan kewajiban cuman mungkin telat," lanjutnya.
Yoyok pun mengakui tak akan membiarkan para pemain dan staff terlalu lama menunggu tanggal gajian.
"Tapi telatnya gak sampe lama, gak sebulan dua bulan. Kita pakai skema misal gajian tanggal 10 langsung lunas di depan, sekarang kita cicil," tambah Yoyok Sukawi.
Pada kesempatan yang sama, Yoyok Sukawi juga mengungkapkan alasan memilih menggunakan metode cicil.
"Kenapa kita cicil? karena PSIS usaha kita butuh waktu untuk berputar menghasilkan uang. Apalagi sekarang dollar melejit, itu berantakan semuanya. Tapi gak usah khawatir, PSIS masih bisa bertahan," ujar Yoyok.
Yoyok Sukawi juga memberikan penjelasan jika klub-klub di Indonesia memiliki nasib yang sama.
Sebelumnya, PSM Makassar sempat beberapa kali tersandung masalah telat bayar pemain.