TRIBUNNEWS.COM - Melawan Iran bukan tidak mungkin Timnas Indonesia menciptakan kisah plot twist muncul sebagai pihak pemenang.
Iran memang diperkuat pemain jempolan termasuk Mehde Taremi dan Sardar Azmoun, dan secara kualitas lebih baik dari Timnas Indonesia.
Hanya saja Iran bukanlah tim sempurna yang tidak memiliki titik lemah.
Mantan pemain timnas Iran, Farzad Ashoubi, membongkar apa yang menjadi titik lemah dari skema permainan Team Melli tersebut.
Menurutnya, timnas Iran sangat terpancang kepada sebuah hasil, tanpa mempedulikan regenerasi tim. Hal itu mungkin bisa dimaklumi mengingat target yang diusung Mehdi Taremi dan kolega ialah menjadi juara Piala Asia 2024.
Hanya saja imbas dari kurangnya regenerasi membuat Iran meninggalkan lubang besar. Khususnya di lini pertahanan.
"Akan sangat menyenangkan jika Iran berani melakukan regenerasi skuad. Pemain muda lebih baik untuk meningkatkan intensitas dan gairah permainan," buka Farzad, dikutip dari laman Tehran Times.
"Namun idealisme kami yang terlalu menargetkan hasil juara membuat pelatih tidak banyak mempunyai opsi kecuali kembali mempercayakan kepada pemain senior."
Mehdi Taremi misalnya, pemain FC Porto ini memang menjadi pesepakbola terbaik Iran saat ini. Akan tetapi dari segi usia, bomber yang dikaitkan kepindahannya ke Inter dan AC Milan ini sudah berada di atas 30 tahun.
"Kami membutuhkan regenerasi. Imbas negatifnya mulai terasa, khususnya di lini pertahanan."
Farzad menyebut, posisi lini belakang Iran sangat mengkhawatirkan jelang laga melawan Timnas Indonesia.
Baca juga: 4 Fakta Duel Timnas Indonesia vs Iran - Ada Udang di Balik Batu Laga Tak Disiarkan Live TV
"Soal lini serang, tim ini (Iran) memang tangguh, tetapi sebaliknya dengan pertahanan," sambungnya.
"Kesulitan Iran terletak pada aspek pertahanan pemain lini tengah dan ketidakpastian yang menyelimuti dua bek tengah," terang pria berusia 43 tahun ini.
Ini bisa menjadi senjata yang dapat dimanfaatkan oleh Timnas Indonesia.