Sebelum tos-tosan penalti, kedua tim bermain dengan skor kacamata selama 120 menit. Langkah Australia kala itu mandek di babak 9 besar setelah kalah 1-0 dari Uni Emirates Arab.
Indonesia sendiri telah mencetak setidaknya satu gol dalam enam dari tujuh pertandingan terakhir mereka di Piala Asia AFC.
Tiga gol di antaranya dicetak di tiga pertandingan terakhir, yakni saat fase grup beberapa waktu lalu.
Namun demikian, skuad Garuda belum pernah mencetak gol dalam empat pertandingan berturut-turut di kompetisi ini.
Australia Baik di Penguasaan Bola
Menurut laman AFC, Australia adalah tim yang terbaik dalam hal waktu penguasaan bola.
Australia cukup pede dalam menguasai bola, rata-rata 12,5 detik per sesi di Piala Asia Qatar 2023 ini.
Statistik tersebut adalah yang terlama dibandingkan tim mana pun di kompetisi ini.
Sedangkan Indonesia menempati tiga dari bawah, dengan 5,8 detik.
Hanya Hong Kong dan Tiongkok yang memiliki rata-rata lebih rendah dari Indonesia, yakni 2,9 detik.
Baca juga: Shin Tae-yong: Susunan Pemain Inti Timnas Indonesia Tak Berubah saat Hadapi Australia di Piala Asia
Chemistry Lini Belakang
Pertahanan Australia cukup baik kordinasinya. Mereka hanya kebobolan satu gol sejauh ini, terjadi saat seri 1-1 melawan Uzbekistan.
Dua laga lainnya tanpa kebobolan, yakni saat menang 2-0 melawan India dan 1-0 lawan Suriah.
Faktanya, lini belakang Australia ini memiliki peran yang cukup baik dalam permainan mereka.
Duo bek Australia Kye Rowles (72) dan Harry Souttar (58) telah memainkan 130 operan antara satu sama lain di Piala Asia AFC 2023.
Mereka adalah satu-satunya pasangan yang melakukan 100+ operan antara satu sama lain pada ajang ini.