News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Spanyol

Jurgen Klopp Jadi Favorit Pelatih Pengganti Xavi di Barcelona, Setelah Dia Hengkang dari Liverpool

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Manajer Liverpool asal Jerman Jurgen Klopp merayakan kemenangannya di akhir pertandingan sepak bola perempat final Piala Liga Inggris antara Liverpool dan West Ham United di Anfield di Liverpool, barat laut Inggris pada 20 Desember 2023. Liverpool menang 5 - 1 melawan West Ham United. Oli SCARFF / AFP

Barcelona yang lebih dominan justru kecolongan di menit ke-84 dari gol Goncalo Guedes. Mimpi buruk untuk Barcelona hadir di menit akhir laga. Villarreal bisa mencetak dua gol dari Alexander Sorloth menit 90+9 dan Jose Luis Morales menit ke-90+12.

Kekalahan dari Villarreal membuat Barca terpaut 10 poin dari pemuncak klasemen LaLiga, Real Madrid menyusul tersingkirnya mereka dari Supercopa dan Copa del Rey bulan ini.

Ini menjadi kali pertama Barcelona kalah dengan lima gol dalam laga kandang di La Liga sejak Januari 1963, ketika mereka dikalahkan 5-1 oleh Real Madrid. Ini juga merupakan pertama kalinya sejak 1951 mereka kebobolan empat gol atau lebih dalam pertandingan beruntun. Sebelumnya, Barca dilindas Athletic Bilbao dengan skor 4-2 di ajang Copa.

Mereka masih bertahan di Liga Champions, dengan Napoli akan datang dalam dua leg di babak 16 besar bulan depan. Dan Xavi masih berharap untuk keluar dengan kemenangan.

"Saya akan memberikan lebih banyak lagi di bulan-bulan yang tersisa ini," tambahnya. "Saya masih berpikir bahwa kami dapat membalikkan keadaan dan menjalani musim yang baik. Saya pikir kami dapat berjuang untuk La Liga, bahkan dengan tertinggal 10 poin."

"Saya pikir pengumuman ini dapat membebaskan para pemain dan membantu mengurangi ketegangan di sekitar klub. Mereka tidak pantas menerima semua itu - mereka adalah tim yang hebat. Dalam hal tertentu, hal ini juga membebaskan saya.

Xavi menegaskan bahwa keputusannya "tidak dapat diubah", terlepas dari kesuksesan apa pun yang mungkin diraih Barca antara saat ini dan akhir musim.

"Perasaan menjadi pelatih Barca bisa jadi tidak menyenangkan. Itu kejam, tidak ada rasa hormat terhadap Anda, pekerjaan Anda tidak dihargai. ... Itu sangat buruk bagi kesehatan mental dan moral Anda," ujarnya curhat.

"Saya seorang pria yang positif, tetapi itu mencapai titik di mana Anda berpikir tidak ada gunanya melanjutkannya. Begitulah adanya," katanya.

Pria berusia 44 tahun ini mengambil-alih posisi pelatih dari Ronald Koeman pada 2021, dan membawa Barca dari posisi kesembilan di La Liga ke posisi kedua, untuk lolos ke Liga Champions.

Musim lalu menjadi musim penuh pertamanya sebagai pelatih klub. Xavi memimpin Blaugrana meraih gelar LaLiga pertama mereka sejak 2019, dan juga memenangkan Supercopa Spanyol.

Namun, klub gagal lolos dari fase grup Liga Champions untuk musim kedua berturut-turut. Mereka berhasil mencapai babak sistem gugur kompetisi elite Eropa musim ini, tetapi hasil di tempat lain membuat sang pelatih kecewa.

Kekalahan dari Madrid dan Girona sebelum Natal membuat mereka kehilangan kecepatan di LaLiga. Dan penampilan di bulan Januari melawan Madrid, Athletic dan Villarreal semakin menambah keraguan.

Xavi, yang pernah melatih tim Qatar, Al Sadd, sebelum kembali ke Barca, di mana ia menghabiskan lebih dari 20 tahun sebagai pemain, menyatakan bahwa ia tidak akan langsung kembali ke manajemen ketika ia mengundurkan diri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini