Shin Tae-yong mengatakan dia menyadari bahwa agama adalah prioritas utama dalam budaya Indonesia.
Menurutnya, Shin Tae-yong tetap menghormati aturan agama ketimbang mengutamakan jadwal latihan.
“Saya berusaha untuk tidak menyentuh masalah agama bahkan 1 persen pun."
"Negara ini 70-80 persen penduduknya beragama Islam. Anda tidak dapat berkompetisi pada hari-hari ketika ada kebaktian Jumat," ungkap Shin Tae-yong, dikutip dari Sports Khan.
Baca juga: Kontrak di Timnas Indonesia Segera Habis, Shin Tae-yong Akui Tak Mau Latih Tim ASEAN Lagi
Namun seiring berjalannya waktu, Shin Tae-yong mulai mengerti akan hal itu.
“Tetapi saya menyuruhnya melakukannya jika menurutnya lebih mudah untuk berdoa dan bermain," ucap pelatih asal Korea Selatan itu.
Lebih detail, Shin Tae-yong juga menjelaskan perbedaan kedisiplinan waktu antara Timnas Indonesia dan Korea Selatan.
Menurutnya, pemain Korea Selatan lebih disiplin waktu saat latihan ketimbang Indonesia.
“Berbeda dengan pemain Korea yang tiba di tempat latihan dan bersiap dalam waktu 2-3 menit."
"Pemain Indonesia tidak keluar bahkan setelah 10 atau 15 menit dan lebih santai," jelas pelatih Timnas Indoneisa itu.
"Jadi mereka bergerak cepat dari pelatihan untuk waktu mandi hingga waktu makan. Saya menetapkan jadwal sehingga itu harus terjadi."
“Butuh empat tahun untuk mengubah konstitusi saya seperti itu," kata dia.
Shin Tae-yong juga menyadari Indonesia yang gemar memakan gorengan turut melarang pemainnya untuk mengonsumsi.
Hal itu dikarenakan dapat menurunkan daya tahan tubuh.