Hal itu membuat Barcelona kelimpungan mengatur keuangan.
Javier Tebas membandingkan situasi itu dengan Real Madrid.
Menurutnya, Real Madrid tak pernah mencapai batas gaji maksimal dalam membayar para pemain mereka.
Kebijakan itu berbuah manis pada saat pandemi Covid-19 merebak.
Real Madrid memiliki ruang yang cukup untuk tetap melaju secara stabil.
"Barcelona selalu memiliki kebiasaan mencapai batas maksimal gaji pemain Liga Spanyol," ujar Javier Tebas dikutip dari 90min.
"Lalu pandemi datang dan membuat mereka kelimpungan. Konsekuensinya adalah pengeluaran mereka lebih besar ketimbang pemasukan."
"Klub lain bisa menyesuaikan. Contohnya Real Madrid, mereka tidak pernah mencapai batas maksimal gaji pemain."
"Mereka lebih berhati-hati dalam urusan ini," sambungnya.
Perlu diingat pula, tak cuma pandemi Covid-19 saja yang membuat Barcelona merana secara finansial.
Kebijakan keuangan dan transfer pemain mereka juga ikut menyumbang masalah besar.
Mereka seringkali mengeluarkan uang yang sangat besar untuk mendatangkan pemain-pemain yang diinginkan.
Imbasnya, utang dan tagihan Barcelona pun kian menumpuk.
Kombinasi dengan hadirnya Covid-19 makin memperburuk situasi Barcelona.
El Barca terpaksa harus menjual beberapa asetnya untuk bisa lepas dari jeratan sanksi dan kebangkrutan.
(Tribunnews.com/Guruh)