Kini, kompetisi Bundesliga mendekati koefisien Liga Italia yang masih menjadi tertinggi.
Ya, Liga Italia menjadi federasi dengan jumlah koefisien tertinggi, bukan Liga Inggris.
Alasannya wakil Italia masih banyak yang bertahan di kompetisi Eropa.
Entah itu masih bertaji di panggung Liga Champions, Liga Eropa dan UEFA Conference League.
Sementara, koefesien Liga Inggris menurun anjlok terutama gegara performa Manchester United dan Newcastle United.
Seperti diketahui, dua klub tersebut sama-sama tampil buruk sehingga jadi juru kunci babak penyisihan grup.
Akibatnya, koefesien Liga Inggris musim ini harus anjlok dan membuat Liga Italia serta Liga Jerman terkatrol poinnya naik.
Jika Bayern Munchen dan wakil Jerman lainnya terus melaju di kompetisi Eropa pada akhir musim ini.
Maka tambahan poin melimpah akan membuat Bundesliga memiliki koefesien lebih tinggi daripada liga lainnya.
Dampak positifnya Bundesliga akan mendapat tambahan ekstra dalam hal jumlah peserta di Liga Champions.
Jika slot klub Bundesliga yang kini bermain di Liga Champions hanya empat, jumlah itu bisa berubah musim depan.
Apalagi dengan format yang baru, Bundesliga berpeluang mengirimkan total lima klub untuk berlaga di Liga Champions.
Jumlah tersebut bisa saja makin bertambah lagi, jika salah satu wakil Jerman menjadi juara Liga Eropa musim ini.
Maka jumlah wakil Jerman yang berkompetisi di Liga Champions musim depan berpotensi kian bertambah.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)