Tak salah jika kemudian menyebut sukses Milan menyalip Juventus diwarnai bayang-bayang juru taktik Los Blancos.
Hanya saja jika diperbandingkan prestasi Ancelotti dengan Pioli semasa menjabat sebagai pelatih di Milan terbilang jomplang.
Don Carlo, panggilan beken Ancelotti, mengemas sejumlah trofi bergengsi bagi Milan, termasuk dua kali gelar juara Liga Champions. Di mana hal ini belum bisa dipersembahkan oleh Pioli.
Stefano Pioli pun menyadari bahwa prestasi berupa gelar juara AC Milan di eranya belum bisa dibandingkan dengan sang senior.
Oleh karena itu, juru taktik Il Diavolo Rosso memilih merendah dengan menyebut dirinya tumbuh dan besar oleh kritik yang dialamatkan kepada timnya kini.
“Apa yang saya alami di Milan adalah sesuatu yang luar biasa. Saya telah memberikan segalanya sejak saya bergabung dengan Milanello dan saya menerima banyak hal, termasuk kritik," buka Stefano Pioli.
"Saya sangat gembira dan termotivasi bahwa hal ini dapat bertahan selama mungkin," sambung pelatih yang pernah membesut Fiorentina.
Kini fokus utama Milan ialah menjaga momentum untuk tetap mengamankan posisi kedua. Karena secara peluang, bisa dikatakan AC Milan tertutup untuk merebut Scudetto.
Butuh keajaiban untuk AC Milan menelan lima hingga enam kekalahan beruntun, agar asa Iblis Merah merajai Liga Italia musim ini terbuka.
Di sisi lain, Milan masih bisa mendapatkan trofi dari ajang Liga Eropa. Ini menjadi satu-satunya jalan bagi Pioli yang konon terancam pemecatan di akhir musim.
(Tribunnews.com/Giri)