TRIBUNNEWS.COM - Lemparan ke dalam merupakan salah satu senjata milik Timnas Indonesia, yang biasa dilakukan oleh Pratama Arhan. Sekarang kartu truf Pratama Arhan terancam karena adanya tuntutan dari Erling Haaland.
Striker Manchester City, Erling Haaland, meminta adanya perubahan pada teknologi garis gawang. Haaland meminta teknologi tersebut diterapkan di seluruh lapangan.
Seandainya tuntutan Haaland itu diwujudkan, apakah itu akan membuat Skuad Garuda kehilangan salah satu strateginya?.
Untuk diketahui, teknologi garis gawang sudah sejak lama diterapkan di sepak bola.
Alat tersebut untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan, terutama ketika bola benar-benar masuk ke gawang atau tidak.
Namun, teknologi itu masih belum diterapkan di setiap garis lapangan. Sehingga musim ini terdapat beberapa keputusan kontroversial, terkait dengan apakah bola telah keluar atau belum.
Situasi tersebut pernah terjadi ketika Arsenal bersua Newcastle United pada laga lanjutan Premier League musim ini.
Pada pertandingan yang berlangsung di St. James Parks, 5 November 2023, The Gunners takluk 0-1.
Gol tunggal kemenangan Newcastle dicetak Anthony Gordon pada menit ke-64.
Namun, gol tersebut mendapatkan protes keras dari manajer Arsenal, Mikel Arteta.
Manajer asal Spanyol tersebut merasa bola telah keluar sebelum Joe Willock mengirimkan umpan silang kepada Gordon. Namun, wasit Stuart Attwell yang memimpin jalannya pertandingan tetap mengesahkan gol itu.
Baca juga: Erling Haaland Pincang saat Latihan, Norwegia dan Manchester City Tak Perlu Panik
Erling Haaland merasa teknologi garis gawang saat ini masih belum efektif.
Pemain berusia 23 tahun tersebut berharap teknologi itu bisa digunakan diseluruh lapangan, terutama pada area lemparan ke dalam.
"Yang pertama adalah memperkenalkan teknologi garis gawang di seluruh lapangan, sehingga Anda selalu tahu kapan bola keluar dari permainan," kata Haaland, dikutip dari laman The Sun.