Nama lain juga dari Eropa adalah Luisma Hernandez. Pelatih asal Spanyol kelahiran 1962 ini pernah menjadi Direktur Olahraga di Akademi Barcelona Tenerife (cabang kecil pelatihan junior Barcelona FC).
Luisma juga pernah menjadi analis di Daegu FC (Korea Selatan) dan meraih banyak prestasi dan cukup dihormati serta diapresiasi oleh staf pelatih dan pimpinan tim.
Pada tahun 2022, ia pindah bekerja di Metallurg Bekabad (Uzbekistan), namun setelah lebih dari setahun bertugas, ia meninggalkan tim.
Sebelumnya, ia juga sempat menjadi pelatih kepala Al Yarmouk SC - tim yang bermain di divisi satu Kuwait.
Dilansir Vietnamnews, formasi favoritnya adalah dengan skema 4-4-2 atau 4-3-3 yang mengutamakan serangan.
Namun, tim yang dilatih seringkali lemah dan tidak memiliki banyak pemain berkualitas untuk menjalankan taktik. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa ia belum meraih hasil baik sejak menjadi pelatih.
Christian Zermatten
Satu nama lain yang juga dari daratan benua biru adalah Christian Zermatten, pelatih 57 tahun asal Swiss.
Dalam karirnya, Zermatten memiliki segudang pengalaman pernah melatih tim profesional di Swiss, Malaysia, Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Pantai Gading.
3 dari Asia Timur
Adapun tiga lainnya berasal dari Asia Timur, pertama yakni Akira Nishino, mantan pelatih kepala Jepang.
Di awal karirnya, Nishino yang kini berusia 68 tahun, memberikan kesan yang kuat saat membimbing tim Olimpiade Jepang mengalahkan Brasil 1-0 di Olimpiade 1996.
Pada tahun 2018, ia ditunjuk sebagai pelatih kepala timnas Jepang untuk berlaga di Piala Dunia di Rusia.
Hanya memiliki waktu dua bulan untuk mempersiapkan turnamen, ia membantu Jepang melaju ke tahap kedua.
Setelah itu, Nishino kemudian melatih Timnas Thailand pada 2019-21.
Di level klub, ia menjuarai J.League 2005 dan Liga Champions AFC 2008 bersama Gamba Osaka. Ia dua kali terpilih sebagai pelatih terbaik liga domestik dan pelatih terbaik Asia pada tahun 2008.
Baca juga: Troussier Didepak dari Vietnam Usai Kalah Beruntun dari Indonesia, Shin Tae-yong Sebut Sudah Risiko