“Pertandingan kali ini tidak bagus, kita kalah 0-4. Dalam catatan saya beberapa pertandingan bisa saja kalah."
"Tapi, kalah 0-4 itu terlalu berlebihan, terutama bagi tim yang berada di peringkat satu klasemen. Jadi, kita harus pergi dan menanyakan ke diri sendiri apa yang terjadi,” tutur pelatih asal Belanda itu.
Memang Huistra tak bisa memainkan sejumlah pemain andalannya, namun bapuknya lini pertahanan bisa menjadi boomerang bagi Borneo FC saat perebutan gelar juara.
Menurutnya, pemain pelapis Borneo FC saat ini masih gagal menunjukkan permainan terbaik mereka.
“Kita mempunyai beberapa pemain yang cedera dan empat pemain di timnas, cukup kekurangan pemain."
"Maka dari itu pemain lain harus bermain dan tampil serta membuktikan diri mereka," tandasnya.
Memang Borneo FC tampak menyimpan beberapa pemain inti, termasuk Wiljan Pluim, Leo Lelis, dan Felipe Cadenazzi hingga Stefano Lilipaly.
Belum lagi Ikhsan Nul Zikrak, Fajar Fathur Rahman dan Daffa Fasya yang izin untuk membela Timnas U23 Indonesia.
Maka secara materi pemain Borneo FC kalah atas Madura United yang tampil dengan skuad utama.
Namun hal tersebut bukan menjadi alasan Borneo FC untuk tunjuk empat gol tanpa balas di kandang sendiri.
Jika Borneo FC terlalu lama menyimpan pemain untuk mempersiapkan Championship Series, bisa saja Pesut Etam menjadi korban kutukan Liga 1 selanjutnya.
Yap, sejak dimulai Liga 1 pada 2017 lalu, klub yang memiliki catatan tak terkalahkan paling banyak justru gagal membawa pulang trofi.
Dimulai pada tahun 2017, Persija Jakarta memiliki catatan unbeaten dengan catatan tak terkalahkan dalam 12 laga beruntun sejak pekan 6-18.
Namun Macan Kemayoran masih gagal juara, karena Bhayangkara FC yang sukses finish sebagai pemuncak klasemen.