Dua tahun berselang, Al Hilal kembali merebut gelar juara setelah mengalahkan Pohang Steelers (2-0) di final.
Sementara, satu-satunya kekalahan yang diderita Al Hilal terjadi pada edisi terakhir saat bertemu Urawa Reds (Jepang).
Dalam laga final edisi terakhir tersebut, Al Hilal keok dengan agregat skor 2-1 melawan klub asal Jepang tersebut.
Terlepas dari kekalahan itu, Al Hilal tetap saja masih berhak menyandang status sebagai raja Liga Champions Asia.
Menurut sejarah, Al Hilal telah memenangkan gelar Liga Champions Asia terbanyak dengan empat trofi.
Tak hanya itu, Al Hilal juga menjadi raja runner-up ajang bergengsi klub se-Asia itu dengan torehan empat kali.
Apesnya memang pada edisi kali ini, Al Hilal gagal lolos ke final dan membuang kesempatan untuk memenangkan gelar Liga Champions Asia.
Ketidaklolosan Al Hilal ke final tentu patut disayangkan mengingat performa konsisten mereka musim ini.
Hal itu dibuktikan dengan catatan bersejarah di mana Al Hilal sempat mampu mencetak rekor 34 kemenangan beruntun.
Catatan 34 beruntun yang diukir Al Hilal musim ini menjadi laju kemenangan terpanjang sebuah klub di dunia.
Hanya saja sekali lagi, catatan itu akhirnya sirna di tangan Al Ain pada leg pertama semifinal Liga Champions Asia.
Puncaknya, Al Hilal akhirnya tidak bisa mengejar agregat ketertinggalan skor dan tersingkir tragis di semifinal.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)