Gol penalti Saka itu akhirnya menjadi pembeda hasil laga babak pertama antara Arsenal vs Bournemouth di Emirates Stadium.
Babak pertama, Arsenal secara utuh mendominasi permainan dan banjir peluang, hanya penyelesaian akhir bermasalah.
Melepaskan 16 tembakan, 5 mengarah ke gawang, dan XG mencapai 2,2 menjadi bukti dominasi tim asuhan Arteta.
Babak kedua dimulai, penyelesaian akhir jelas menjadi PR besar bagi Arteta selaku pelatih Arsenal.
Havertz, Saka, Odegaard hingga Trossard tentu mendapat tuntutan untuk tampil lebih klinis di paruh kedua.
Tiga menit babak kedua berlangsung, Saka langsung mendapatkan peluang emas untuk menggandakan keunggulan.
Mendapat umpan akurat dari Havertz, Saka memiliki ruang terbuka untuk mencetak gol.
Hanya saja, tembakan Saka terlalu lemah sehingga bisa dimentahkan Travers yang dalam laga ini sangat sibuk.
Havertz juga punya peluang yang sama, namun Travers lagi-lagi melakukan penyelamatan gemilang menit 52,
Usaha yang dilakukan Arsenal baru berbuah gol menit 72, saat Trossard sukses memanfaatkan assist dari Rice untuk mengelabui lawannya.
Skor dua gol tanpa balas sepertinya membuat Arsenal bisa bernafas lega untuk menjalani 20 menit laga sisa.
Menit 76, Bournemouth sempat mampu memperkecil kedudukan lewat gol Antoine Semenyo, namun dianulir VAR.
Penyebabnya, Solanke dianggap telah terlebih dahulu melakukan pelanggaran terhadap Raya sebelum gol tercipta.
Sepuluh menit berselang, gantian gol Arsenal yang dianulir saat Gabriel mencetak gol sensasional.
Hakim garis telah menganggap satu atau dua pemain Arsenal sudah berada pada posisi offside.
Gol spektakuler Gabriel pun dibatalkan, skor keunggulan dua gol masih berpihak kepada Arsenal.
Declan Rice akhirnya sukses menyegel kemenangan Arsenal lewat gol briliannya pada menit terakhir.
Kemenangan tiga gol tanpa balas pun berhasil diamankan Arsenal atas Bournemouth di Stadion Emirates.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)