Dia saat ini berada di urutan teratas untuk meraih gelar sepatu emas (top skor) Bundesliga dan Liga Champions.
"Dia telah melakukan tugasnya. Dia telah mencetak gol," komentar legenda Inggris, Rio Ferdinand usai laga tersebut kepada TNT Sports, dilansir BBC.
Kekalahan dari raksasa Spanyol, Real Madrid di laga klasik Liga Champions sepertinya bisa diterima.
Pun dengan kalah dengan Leverkusen dalam persaingan gelar Bundesliga di mana anak asuh Xabi Alonso belum tersentuh kekalahan dalam 48 pertandingan.
Namun tidak untuk Piala DFB Pokal di mana Bayern Munchen kalah dari klub kasta ketiga, Saarbrucken dan di awal musim saat Kane debut melawan RB Leipzig.
Harry Kane tidak berkontribusi banyak saat menghadapi Saarbrucken, dia main hanya 30 menit sebelum Munchen kalah dan tersingkir.
Meski Harry Kane konsisten dan bersinar musim ini, tetapi Bayern Munchen memiliki banyak kekurangan musim ini. Hingga akhirnya mengakhiri kompetisi tanpa gelar.
"Saya merasa kasihan pada Kane. Dia sudah menjadi superstar dan dia tidak punya peluang (di final Liga Champions)," ujar mantan gelandang Bayern Munchen, Owen Hargreaves.
"Kasihan. Dia luar biasa musim ini dan itu tidak berjalan sesuai rencana dalam 10 menit terakhir (lawan Real Madrid)," tambahnya.
Menurut BBC, Harry Kane berjalan sendirian untuk membawa Bayern Munchen menuju kejayaan, tapi sayang kesempatan belum datang untuk pemain berusia 30 tahun tersebut.
(Tribunnews.com/Sina)