Hal itu diperlihatkan oleh Nguyen Flip, Ho Tan Tai, hingga Que Ngoc Hai dalam beberapa pertandingan V League.
Berikutnya, kondisi pemain muda yang dibawa Troussier perlahan mulai hilang. Faktornya adalah cedera dan minim menit bermain dari klub.
Yang terakhir soal masalah timnas Vietnam terlalu bergantung pada pemain asing yang mendominasi di V League.
Sama halnya dengan pemain muda yang kehilangan menit bermain, kehadiran pemain asing yang diandalkan sejumlah klub V League disinyalir menghambat perkembangan para pemain lokal.
"Beberapa klub hampir secara ekslusif mengandalkan pemain asing untuk bermain sepak bola, sehingga taktik taktisnya tidak ditampilkan dengan jelas," lanjut laporan tersebut.
"Hal ini sangat mempengaruhi pemikiran taktis pemain dalam negeri ketika berada di lapangan," tambahnya.
Ini akan menjadi periode yang berat bagi Kim Sang-sik jika Federasi Sepak Bola Vietnam dan penggemar sepak bolanya tidak sabar untuk melakukan perubahan.
Seperti yang dialami Troussier yang hanya bertahan satu tahun sebelum akhirnya didepak oleh VFF.
Kondisi tersebut tak jauh berbeda dengan yang dialami Shin Tae-yong pada awal kedangannya ke Tanah Air.
Shin Tae-yong butuh waktu panjang untuk membangun pondasi skuad Timnas Indonesia, intens memainkan pemain lokal dari kategri umur yang muda.
Lalu dikolaborasikan dengan pemain keturunan yang berkompetisi di berbagai belahan negara di Eropa.
Pengalaman pemain abroad Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan diri tim, hasil nyata ketika membungkam Vietnam dalam 2 pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026.
Capaian di Piala Asia tahun 2024, baik di level senior maupun U23, skuad Garuda pantang kalah.
Kini, Kim Sang-sik tak diberikan beban dalam 2 pertandingan sisa kualifikasi Piala Dunia 2026 Round 2.