Dengan hanya mengandalkan Jude Bellingham tentu tidak akan menguntungkan Inggris ketika menghadapi Denmark. Tim yang mungkin paling berat untuk dihadapi Inggris di babak penyisihan grup Euro 2024.
Inggris belum pernah memenangkan dua pertandingan beruntun penyisihan grup Euro, penampilan melawan Serbia jelas tidak menjadi cerminan bahwa mereka adalah tim yang bisa dikalahkan.
Denmark memang bukan tim produktif. Selama penyisihan grup tim asuhan Kasper Hjulmand itu hanya mampu menang tipis atas lawannya.
Bahkan ketika menghadapi tim yang jauh berada di bawahnya dalam ranking FIFA. Denmark hanya menghasilkan 19 gol dalam 10 pertandingan kualifikasi Euro 2024.
Namun, Christian Eriksen dan kolega adalah tim yang mampu menjaga serangan mereka di sepertiga akhir lapangan. Menghasilkan momentum dari sebuah skema bola mati.
Denmark berada di urutan kedua selama kualifikasi yang mempunyai peluang tembakan dari situasi bola mati dan menghasilkan 3,5 peluang gol.
Pada pertandingan melawan Slovenia, situasi bola mati memiliki peran penting dalam permainan Denmark.
Christian Eriksen adalah kendali tersebut. Dia menciptakan tujuh peluang dari set play melawan Slovenia, angka yang paling tinggi dari pemain lainnya di Kejuaraan Eropa sejak Gary McAllister tahun 1992, saat Skotlandia melawan Jerman.
Selain itu, Denmark juga memiliki kedisiplinan bertahan yang baik. Mereka hanya memberikan 0,5 xG per pertandingan kepada lawan selama kualifikasi.
Catatan itu paling rendah dari semua tim yang terlibat.
Hal ini bisa menjadi ancaman bagi Inggris ketika lini depan anak asuh Southgate belum maksimal.
Solidnya lini pertahanan Denmark juga bisa menjadi harapan bagi tim Dinamit untuk menjungkalkan Inggris pada matchday kedua Euro 2024.
Dari segi persentase peluang menang, Inggris memang lebih diunggulkan. Inggris mengantongi 54,5 persen, sementara Denmark hanya 20,6 persen dan sisanya berakhir imbang.
Tapi, tidak menutup kemungkinan bagi anak asuh Kasper Hjulmand untuk mengalahkan Inggris.