Masalah ini menimbulkan ketidakseimbangan dalam permainan Inggris yang ditambah dengan konflik di lini depan yang tidak agresif.
Inggris kalah dalam tempo permainan meski menguasai bola dan kurang tajam dalam menciptakan peluang emas. Tidak lebih dari 5 tembakan tepat sasaran dari masing-masing pertandingan yang telah dijalani Inggris di Euro 2024.
"Rasanya seperti kita pernah berada di sini (situasi) sebelumnya," ungkap Neville.
"Ini bukan waktunya untuk panik. Saya rasa Southgate tidak panik tetapi ini saatnya dia turun tangan mencari solusi serta mengubah sesuatu karena tiga hal yang telah kita lihat dalam dua pertandingan pertama ini," sambungnya.
"Ada ketidakseimbangan dalam tim, pasak persegi di lubang bundar. Karena itu Anda mulai turun lebih dalam sebagai tindakan perlindungan karena Anda merasa tidak nyaman," tambahnya.
Southgate mengakui, apa yang dilakukanya saat ini adalah eksperimen, dan menurutnya sejauh ini berjalan tidak mulus seperti apa yang dia harapkan.
"Ini adalah sebuah eksperimen, kami tahu kami tidak memiliki pengganti alami untuk Kalvin Phillips namun kami mencoba beberapa hal berbeda, dan saat ini kami tidak mengalir seperti yang kami inginkan," ucap Southgate dikutip dari BBC.
Arnold tidak bisa disalahkan atas kinerjanya di atas lapangan yang kurang mendukung permainan, semua berawal dari apa yang diinginkan Southgate.
Kini, hanya lima hari waktu yang tersisa bagi Southgate untuk mengatasi permasalahan Inggris sebelum menghadapi Slovenia (26/6).
Masalah Inggris dengan permainan yang stagnan akan berdampak buruk pada hasil dan pencapaian The Three Lions di Euro 2024.
Akankah pencapaian Inggris tahun ini tidak lebih baik dari hasil pada edisi sebelumnya yang mencapai final?
(Tribunnews.com/Sina)