TRIBUNNEWS.COM - Ada sebuah fakta menarik yang mewarnai setiap perhelatan Olimpiade khususnya cabor sepak bola putra.
Gelaran Olimpiade yang dihelat setiap empat tahun sekali dapat dianggap sebagai arena terbesar kompetisi olahraga se-dunia.
Ribuan atlet berbagai cabor rela berjuang mati-matian untuk menjadi yang terbaik memenangkan medali emas di Olimpiade.
Bahkan tak sedikit yang menganggap peraih emas Olimpiade bakal selalu dikenang oleh sejarah khususnya negaranya sendiri.
Di Indonesia, sosok Rudy Hartono, Susi Susanti, Taufik Hidayat, Tantowi Ahmad/Lilyana Natsir, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Namanya begitu harum di kalangan masyarakat Indonesia, lantaran mampu meraih medali emas Olimpiade di cabornya.
Hanya saja situasi ini tampaknya agak sedikit berbeda jika kita menelisik dari cabor sepak bola putra di Olimpiade.
Baca juga: Jadwal Sepak Bola Olimpiade Paris 2024 Dimulai Hari Ini, Argentina dan Spanyol Main Awal
Berbeda jauh dengan ajang Piala Dunia yang menjadi tujuan utama dari seluruh negara yang berada di bawah naungan FIFA.
Setiap empat tahun sekali, setiap negara rela mati-matian berjuang untuk bisa lolos ke putaran final Piala Dunia.
Meskipun harus bersusah payah melewati fase kualifikasi yang panjang dan melelahkan demi bisa tampil di Piala Dunia.
Ketika sudah berada di Piala Dunia, setiap peserta juga bakal berjuang mati-matian untuk bisa menjadi yang terbaik.
Hal itu seakan berbeda jauh dengan vibes Olimpiade khususnya cabor sepak bola putra yang cenderung tidak terlalu gempita.
Apalagi bagi negara sepak bola Eropa yang tampaknya tidak terlalu bernafsu menjadi yang terbaik di Olimpiade.
Jika menelisik sejarah, wakil Eropa terakhir yang mampu memenangkan medali emas sepak bola ialah Spanyol.
Tim Negeri Matador tercatat sukses meraih medali emas cabor tersebut tepatnya pada edisi 1992 saat menjadi tuan rumah.
Setelah Spanyol memenangkan medali emas di Olimpiade Barcelona 1992, tak ada lagi wakil Eropa yang menorehkan prestasi yang sama.
Dalam tujuh edisi terakhir, tak ada negara Eropa seperti Spanyol, Prancis ataupun Jerman yang meraih emas di Olimpiade.
Justru, negara dari Afrika dan Amerika yang berhasil memenangkan medali emas cabor sepak bola di Olimpiade.
Bahkan, dalam lima edisi terakhirnya, medali emas berhasil dimenangkan negara benua Amerika secara beruntun.
Mulai dari Argentina (2004, 2008), Meksiko (2012), dan Brasil (2016, 2020) yang menjadi peraih emas sepak bola Olimpiade.
Fakta di atas seakan menjadi tanda bahwa medali emas sepak bola putra ternyata tidak terlalu seksi di mata negara Eropa.
Jerman yang tercatat pernah menjadi juara Piala Dunia sebanyak empat kali, baru mampu meraih emas Olimpiade satu kali saja.
Sama halnya dengan Italia yang sudah menjuarai Piala Dunia empat kali, tapi hanya sekali meraih emas Olimpiade.
Begitupula Prancis yang sudah memenangkan gelar Piala Dunia dua kali, hanya memenangkan medali emas satu kali pula.
Pada edisi kali ini, wakil Eropa yang menjadi wakil di cabor sepak bola putra Olimpiade Paris 2024 antara lain Prancis, Ukraina, Spanyol dan Israel.
Jadwal Sepak Bola Olimpiade 2024 Paris
Rabu 24 Juli 2024
- Grup B: Argentina vs Maroko | 20:00 WIB | Stade Geoffroy-Guichard
- Grup C: Uzbekistan vs Spanyol | 20:00 WIB | Parc des Princes, Paris
- Grup C: Mesir vs Republik Dominika | 22:00 WIB | Stade de la Beaujoire
- Grup A: Guinea vs Selandia Baru | 22:00 WIB | Stade de Nice
Kamis 25 Juli 2024
- Grup B: Irak vs Ukraina | 00:00 WIB | Stade de Lyon
- Grup D: Jepang vs Paraguay | 00:00 WIB | Stade de Bordeaux
- Grup D: Mali vs Israel | 02:00 WIB | Parc des Princes
- Grup A: Prancis vs Amerika Serikat | 02:00 WIB | Stade de Marseille
Sabtu 27 Juli 2024
- Grup B: Argentina vs Irak | 20:00 WIB | Stade de Lyon
- Grup C: Republik Dominika vs Spanyol | 20:00 WIB | Stade de Bordeaux
- Grup C: Uzbekistan vs Mesir | 22:00 WIB | Stade de la Beaujoire
- Grup B: Ukraina vs Maroko | 22:00 WIB | Stade Geoffroy-Guichard
Minggu 28 Juli 2024
- Grup A: Selandia Baru vs Amerika Serikat | 00:00 WIB | Stade de Marseille
- Grup D: Israel vs Paraguay | 00:00 WIB | Parc des Princes
- Grup D: Jepang vs Mali | 02:00 WIB | Stade de Bordeaux
- Grup A: Prancis vs Guinea | 02:00 WIB | Stade de Nice
Selasa 30 Juli 2024
- Grup C: Republik Dominika vs Uzbekistan | 20:00 WIB | Parc des Princes
- Grup C: Spanyol vs Mesir | 20:00 WIB | Stade de Bordeaux
- Grup B: Ukraina vs Argentina | 22:00 WIB | Stade de Lyon
- Grup B: Maroko vs Irak | 22:00 WIB | Stade de Nice
Rabu, 31 Juli 2024
- Grup A: Selandia Baru vs Prancis | 00:00 WIB | Stade de Marseille
- Grup A: Amerika Serikat vs Guinea | 00:00 WIB | Stade Geoffroy-Guichard
- Grup D: Israel vs Jepang | 02:00 WIB | Stade de la Beaujoire
- Grup D: Paraguay vs Mali | 02:00 WIB | Parc des Princes
Perempat final: 2 Agustus 2024
Semifinal: 5 Agustus 2024
Perebut medali perunggu: Kamis 8 Agustus 2024 | 22.00 WIB | Stade de la Beaujoire
Final: Jumat 9 Agustus 2024 | 23.00 WIB | Parc des Princes
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)