Terbukti, di dua laga awal, sang bomber tampil mengecewakan, gagal mencetak gol saat Prancis mengalahkan Amerika Serikat 3-0, dan menekuk Guinea 1-0 di babak penyisihan grup.
Nah, pada momen ini, dengan jeli pelatih Henry mengambil keputusan untuk memberi ban kapten kepada Mateta saat Prancis melawan Selandia Baru.
Sebuah keputusan sangat tepat karena sejak itu Mateta terus mencetak gol.
"Kami memberinya ban kapten saat melawan Selandia Baru agar ia bisa mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan ia berhasil. Dia bisa saja mencetak gol sebelumnya, tetapi dia tidak melakukannya. Ia melewatkan beberapa peluang, itu biasa terjadi. Tapi kini, dia jadi lebih klinis. Dan itu sangat menguntungkan bagi tim," kata Henry dikutip dari Leparisien.
Duel di Lyon ini berlangsung seru. Kedua tim silih berganti menyerang sejak menit pertama, dengan tuan rumah Prancis lebih banyak menekan. Namun tak ada gol tercipta pada babak pertama.
Di babak kedua, Prancis tetap mendominasi permainan. Tapi Mesir membuat kejutan di menit ke-62 ketika Mahmoud Saber merobek gawang tuan rumah.
Tertinggal, Prancis makin meningkatkan tekanan. Setelah sejumlah peluang terbuang, mereka akhirnya mencetak gol penyeimbang di menit ke-83 lewat sentuhan gol Jean-Philippe Mateta memanfaatkan umpan Michael Olise.
Skor 1-1 bertahan sampai normal habis sehingga laga dilanjutkan ke babak tambahan. Mesir harus bermain dengan sepuluh pemain setelah Bek Omar Fayed mendapat kartu kuning kedua.
Unggul jumlah pemain, Prancis makin leluasa menyerang. Menit ke-99, Mateta kembali mencatatkan namanya di papan skor. Penyerang bertinggi badan 1,92 meter ini menyundul bola dari jarak dekat setelah menerima umpan Kiliann Sildillia.
Di babak kedua perpanjangan waktu, Prancis bisa menambah satu gol lagi lewat Michael Olise yang meneruskan umpan Desire Doue. Skor 3-1 untuk Prancis bertahan sampai bubaran.
Usai laga, Pelatih Prancis, Thierry Henry menceritakan bagaimana dirinya lega saat Mateta mencetak gol kedua yang disebutnya telah "membunuh pertandingan".
"Ya Tuhan... lega. Pada saat itu, kami bertanya-tanya tentang perubahan yang perlu kami lakukan. Kami menciptakan banyak peluang dan saya lebih memilih untuk membiarkan Jean-Philippe (Mateta) dan Alex (Lacazette) di atas lapangan untuk menyelesaikannya," tutur legenda Arsenal ini.
"Kami telah menciptakan banyak peluang, tetapi ketika Anda tidak menyelesaikannya, Anda tidak akan aman dari serangan balik dan itulah yang terjadi. Kembali ke Jean-Philippe, saya turut berbahagia untuknya," kata Henry. (Tribunnews/den)
Prancis 3-1 Mesir
Magis Mateta