Sedangkan dari kubu Palestina, mencuri poin dari tim yang memang secara kualitas jauh lebih unggul, merupakan capaian positif.
Terlebih jika harus melakukan head to head antar pemain, maka tim tamu kalah telak. Korea Selatan memiliki sejumlah pemain andalan, yang bahkan namanya sangat kesohor di benua Biru.
Sebut saja Son Heung-min, Kim Min-jae, Lee Kang-in dan Hwang Hee-chan, menjadi contoh nyata bagaimana kekuatan armada tempur Taeguk Warriors.
Beda halnya dengan Palestina. Tidak berarti mengecilkan, tim berjuluk Singa Kanaan ini mengandalkan beberapa pemain yang akrab di kalangan pecinta Liga 1 Indonesia.
Sebagai contoh ialah Jonathan Cantillana. Dia mengawali laga Korea Selatan vs Palestina sebagai starter.
Cantillana cukup beken di persepakbolaan Indonesia karena sempat menjadi bagian dari PSS Sleman dan PSIS Semarang. Bahkan dia disebut sebagai satu di antara playmaker terbaik yang pernah bermain di Liga 1 kala itu.
Selain Cantillana, masih ada Mohammed Rashid. Gelandang box to box Palestina ini bermain sebagai pengganti di babak kedua menghadapi Palestina.
Berbeda dengan Cantillana, M Rashid masih mentas di Liga 1 musim ini dengan memperkuat Persebaya Surabaya. Selain Bajol Ijo, dia pernah menjadi bagian Persib Bandung (2022) dan Bali United di musim lalu.
Menarik untuk disaksikan sejauh mana Palestina membuat gebrakan. Dan bagaimana nasib Korea Selatan, yang juga menjadi jagoan Shin Tae-yong.
Sebab Korea Selatan memang mengalami penurunan performa sejak kursi pelatih masih dibesut Jurgen Klinsmann dan digantikan oleh Hong Myung-bo.
(Tribunnews.com/Giri)