News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kualifikasi Piala Dunia 2026

Maarten Paes Sewa Seorang Pelatih Tidur untuk Bisa Disiplin Mengatur Waktu Tidur di Lintas Benua

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto kenangan saat Maarten Paes berfoto bersama dengan neneknya, seorang blijver yang lahir di Kota Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940. Neneknya telah meninggal beberapa bulan lalu.

"Saya sangat-sangat dekat dengannya. Dia yang memasakkanku. Dia bahkan mengajariku cara memasak," kata Maarten Paes.

Neneknya pun sempat menangis terharu saat tahu Maarten Paes pilih perkuat Timnas Indonesia.


Menurut Maarten, membela Timnas Indonesia merupakan sebuah kehormatan yang dipersembahkan untuk sang nenek.

"Sebuah penghormatan untuk nenek saya yang telah meninggal dunia (beberapa bulan lalu), dan saya sangat dekat dengannya," kata Maarten Paes dikutip dari Youtube FC Dallas.

"Dia memasakkan untukku, mengajariku cara memasak"

Maarten Paes sudah membicarakannya kepada sang nenek sebelum meninggal dunia. Momen itu adalah percakapan terakhir kalinya.

"Itu adalah percakapan terakhir kami sebelum dia meninggal dunia. Kami membicarakan hal ini, dan, ya, saya melihat dari senyum di matanya bahwa hal ini sangat berharga baginya," ucap Maarten.

 


 

 

 

Maarten Paes terikat dengan Indonesia karena nenek dari pihak ibu, Nel Appels-van Heyst.


Nenek Maarten Paes lahir di Kediri, Jawa Timur dan menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di negara Asia Tenggara itu saat masih menjadi wilayah kolonial yang dikenal sebagai Hindia Belanda.

Seperti yang dijelaskan Dallas Morning News dan 3rdDegree.net awal tahun ini, ia dan keluarganya sangat menderita selama pendudukan Jepang, kehilangan ibunya dan menghabiskan dua tahun di kamp interniran.

Nenek Paes mendidiknya tentang bab-bab dalam sejarah keluarga saat ia tumbuh di Nijmegen, dan warisan neneknya membuatnya memenuhi syarat untuk proses kewarganegaraan Indonesia yang diselesaikannya awal tahun ini setelah pendekatan dari federasi sepak bola Indonesia (PSSI), yang ketuanya saat ini Erick Thohir – mantan pemilik mayoritas DC United – telah memimpin pencarian global untuk pemain berkewarganegaraan ganda guna memperkuat kumpulan pemain timnas Indonesia.

Perubahan kelayakannya untuk bermain bagi Tim Garuda masih bergantung pada proses banding FIFA yang sedang dipertimbangkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga, karena Paes mewakili Belanda di level muda dan pertanyaan apakah ia terikat kontrak bergantung pada penafsiran bahasa yang rumit dalam undang-undang FIFA.

Namun, ia telah disambut dengan antusias oleh basis penggemar sepak bola yang besar dan bersemangat di negara dengan populasi terpadat keempat di dunia, yang memberikan suara untuk memastikan ia mendapatkan nominasi All-Star.

"Mereka punya komunitas besar, dan ya, karena saya bagian dari komunitas itu, mereka sangat loyal, sangat loyal," kata Paes.

"Ini luar biasa. Ya, saya tidak sabar untuk bermain untuk mereka juga. Saya melihat mereka mendukung saya dan klub kami.

Sosok Nenek Maarten Paes Kiper Timnas Indonesia, Blijvers Kelahiran Kediri, Dekat Dengan Cucu

Inilah sosok nenek Kiper Timnas Indonesia, Maarten Paes yang memiliki kisah getir.

Maarten Paes yang bergabung dalam FC Dallas itu menjelaskan bahwa ada peran sang nenek sangat besar di balik keputusannya bersedia dinaturalisasi.

Maarten Paes adalah pemain bola keturunan Belanda-Indonesia.

Darah Indonesianya mengalir dari neneknya yang berasal dari Kota Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

 

 

Nenek Paes adalah seorang Blijver


Blijvers adalah sebutan bagi orang keturunan Eropa yang lahir dan menetap di Indonesia saat masih dikenal sebagai Hindia Belanda.

Paes mengungkapkan sang nenek sempat tinggal di Indonesia selama 5-6 tahun. Sayangnya, neneknya saat itu menjadi korban Perang Dunia II.

Selama perang, dia kehilangan ibunya dan terpaksa hidup di kamp pengungsian.

"Dia pernah tinggal selama empat sampai lima tahun di Indonesia," kata Maarten Paes, dilansir melalui Instagram FC Dallas (2/5/2024).

"Namun saat PD II bergejolak, dia akhirnya mengungsi hingga pulang ke Belanda," sambung Maarten Paes.

Emosi Maarten terasa mendalam saat dia mengingat kembali perjuangan neneknya.

"Dia selalu berbicara dengan hormat tentang Indonesia, tempat dia memiliki kenangan masa kecil yang bahagia sebelum perang merenggut semuanya."

Pada saat Perang Dunia II terjadi, dan keluarga neneknya berada di kamp isolasi, mama dari neneknya (buyut Maarten) meninggal dunia.

Akan tetapi, sang nenek kini sudah tiada. Walau begitu, Maarten masih mengingat jelas momen kebersamaan dengan neneknya.

Semasa hidupnya, sang nenek ternyata kerap memasakkan makanan untuk Maarten.

"Saya sangat-sangat dekat dengannya. Dia yang memasakkanku. Dia bahkan mengajariku cara memasak," kenang Maarten.

 


SUMBER: FC DALLAS.COM, YOUTUBE FC DALLAS, MLSSOCCER

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini