TRIBUNNEWS.COM - Arsenal tumbuh berkembang di bawah asuhan Mikel Arteta. Hasil Liga Inggris pekan lalu dalam North London Derby dari Tottenham membuat tim Mariam London mendapat banyak pujian dari sejumlah pakar sepak bola, terutama pundit Premier League.
Gary Neville yang kini sering tampil di Sky Sports menyebutkan, Arsenal besutan Mikel Arteta adalah perpaduan legenda George Graham dengan Arsene Wenger.
Kerapatan lini pertahanan Arsenal meski tidak bermain dengan dua pemain kunci nyatanya memberikan perlawanan sengit untuk Tottenham.
Perlawanan tersebut serupa saat Arsenal menahan imbang Manchester City di kandang pada musim lalu.
Untuk kali pertama setelah George Graham ada pelatih yang berhasil membawa Arsenal menang tiga kali berturut-turut di kandang Tottenham.
Siapa lagi kalau bukan Mikel Arteta.
Sundulan Gabriel Magalhaes yang memanfaatkan tendangan penjuru Bukayo Saka sudah cukup untuk memastikan kemenangan Arsenal, sekaligus catatan bersejarah bagi Arteta yang belum dicapai oleh Wenger.
Baca juga: Penyesalan Ange Postecoglou setelah Kalah Nyesek dari Arsenal di Laga Derby: Kami Kecolongan!
Gol skema bola mati adalah cara Arsenal mematikan lawannya dalam beberapa musim terakhir. Grafik gol Arsenal dari skema bola mati boleh dikatakan yang terbaik dibandingkan kontestan Liga Inggris lainnya pada musim lalu.
Hilangnya Rice dan Odegaard saat melawan Tottenham begitu kentara perbedaannya, Trossard yang didapuk sebagai pemain pengganti di lini tengah belum begitu optimal.
Namun mereka agresif ketika menyerang melalui sisi sayap.
Yang patut menjadi sorotan adalah cara kerja lini pertahanan Arsenal yang begitu solid, seperti saat melawan Manchester City.
Manchester City dan Tottenham menguasai penguasaan bola dengan angka di atas 60 persen, tetapi kesolidan dan kedewasaan Saliba dan kolega membuat Meriam London terhindar dari kekalahan dengan cleansheet.
"Mereka tidak seperti tim asuhan Pep Guardiola (Man City) yang selalu menguasai bola," ucap Gary Neville kepada Sky Sports.
"Mereka bisa bertahan dalam formasi 4-4-2. Kedua pemain depan bermain dengan sangat baik dalam formasi itu. Saya suka formasi 4-4-2, begitulah cara kami bertahan dulu, begitulah cara Arsenal bertahan secara historis," sambungnya.