"Saya menunggu satu gol dan saya mendapatkan 2 gol, bahkan lebih baik. Di babak pertama kali bermain terlalu lambat, lalu kami bangkit setelah gol penyeimbang mereka (Brugge) di babak kedua."
"Kami kekurangan (intensitas) di babak pertama, pergantian pemain membawa energi baru," beber pemain keturunan Indonesia itu.
"Ada banyak pemimpin di tim kami, setiap orang harus menjadi satu dengan caranya sendiri."
"Setiap orang memberikan kontribusinya, mereka yang masuk mengubah permainan dan ini penting bagi kami," tegasnya.
Menurut Opta Paolo, dua gol yang Tijjani Reijnders tadi malam masuk dalam catatan sejarah AC Milan.
Tijjani tercatat sebagai pemain Belanda ketiga yang mencetak banyak gol dalam satu pertandingan AC Milan di Liga Champions.
Sebelum Tijjani Reijndes ada nama Marco Van Basten yang mencetak 4 gol ke gawang Gothenburg pada tahun 1992 dan Clarence Seedorf (2 gol) ke gawang Shakhtar Donetsk pada tahun 1992 dan 2007.
Kemenangan perdana AC Milan di Liga Champions musim ini membuat tim asuhan Paulo Fonseca naik ke posisi 18 klasemen.
Rossoneri, julukan AC Milan, kini baru mengoleksi 3 poin dari 3 pertandingan.
Awal November mendatang, AC Milan telah dinanti lawan berat dengan bertandang ke markas Real Madrid.
(Tribunnews.com/Sina)