Selama dua setengah tahun di Old Trafford, Mourinho menambah koleksi trofinya dengan memenangkan Piala Liga dan Liga Europa di musim pertamanya bertugas.
Pada musim keduanya, Man United finis di posisi kedua setelah City asuhan Guardiola merajalela yang mencetak rekor Liga Primer dengan 100 poin.
Segala sesuatunya dengan cepat menjadi kacau ketika Mourinho dipecat oleh Man United sebelum Natal dalam musim ketiganya.
Mengingat kekacauan di Old Trafford selama masa jabatannya, Mourinho kemudian menyatakan bahwa posisi kedua bersama MU pada 2017/2018 merupakan salah satu pekerjaan terbaik dalam kariernya.
Komentar itu dianggap remeh sebagai gertakan biasa dari Mourinho, yang telah melontarkan komentar-komentar keterlaluan yang menjadi ciri khasnya selama tiga dekade menangani sejumlah klub papan atas Eropa.
Namun, Ole Gunnar Solskjaer, Ralf Rangnick dan Ten Hag telah melewati Theatre of Dreams sejak saat itu tanpa pernah mengembalikan Manchester United ke kejayaan mereka sebelumnya.
Enam musim kemudian, 81 poin yang diraih Mourinho tetap menjadi penampilan terbaik Manchester United di Liga Primer dalam 11 tahun tanpa gelar sejak Alex Ferguson pensiun pada tahun 2013.
Laju paceklik itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat, dengan City dan Liverpool masih jauh berada di depan Manchester United.
"Ini bukan hanya tentang musim ini saja, tetapi sejak kami memenangkan liga terakhir pada tahun 2013, klub ini seperti dalam kekacauan," kata mantan bek United Patrice Evra kepada BBC.
Erik Ten Hag setidaknya membawa kembali trofi ke Old Trafford setelah enam tahun paceklik. Namun, kemenangan Piala Liga pada tahun 2023 dan kemenangan mengejutkan di final Piala FA atas City pada bulan Mei hampir tidak menutupi keretakan masa jabatannya.
Memasuki musim ketiganya sebagai pelatih, masih sedikit bukti yang menunjukkan Ten Hag menerapkan gaya permainan yang bisa dikenali meski telah menghabiskan hampir 600 juta Poundsterling di bursa transfer, yang sebagian besarnya telah mempertemukannya kembali dengan sejumlah mantan pemain Ajax-nya.
Tahun-tahun sejak perpecahan sengit antara MU dan Mourinho juga tidak baik untuk klub tersebut.
Ia kembali ke sepak bola Inggris di Tottenham, di mana ia gagal memenangkan trofi untuk pertama kalinya sejak tugas singkat di Uniao de Leiria pada awal karier manajerialnya.
Mourinho memang memiliki trofi untuk dibanggakan selama dua setengah tahun di Roma saat ia mengangkat trofi Liga Konferensi Eropa perdana pada tahun 2022.
Namun setelah melaju ke final Liga Europa setahun kemudian, ia kembali meninggalkan klub dengan dendam ketika ia dipecat pada bulan Januari. Itu membuka jalan bagi petualangan pertamanya di lingkungan sepak bola Turki yang hingar bingar.
Pertunjukan kembang api lainnya tampaknya tak lama lagi akan berlangsung karena Fenerbahce tertinggal delapan poin dari rival Istanbul, Galatasaray, di puncak Liga Super Turki.