"Sekali lagi jangan tanya alasannya, mungkin empat kekalahan terakhir menjadi alasan mengapa saya merasa tidak bisa pergi sekarang," tambahnya.
Sejak menjadi pelatih Manchester City pada tahun 2016, berbagai kesuksesan besar telah dipersembahkan Guardiola.
Dengan dukungan finansial yang mumpuni membuat Guardiola bebas menciptakan skuad terbaiknya di Manchester City.
Ditunjang kualitas elit kepelatihan dan gaya bermain menyerang yang menjadi filosofi Guardiola.
Manchester City berhasil disulap Guardiola menjadi tim yang kuat, bersaing di level atas dan disegani tim manapun.
Koleksi enam gelar juara Liga Inggris, termasuk empat diantaranya diraih Guardiola dalam empat musim terakhir.
Ditambah raihan satu gelar Liga Champions, 2x Piala FA, 4x Piala Carabao, 1x Piala Dunia Antar Klub, 1x Piala Super Eropa, dan 3x Community Shield menjadi bukti kesuksesan Guardiola menangani Manchester City.
Namun, performa Manchester City dalam sebulan terakhir memang jadi sorotan lantaran lupa caranya menang.
Dalam empat laga beruntun di tiga kompetisi berbeda, Manchester City dipaksa menelan pil pahit kekalahan.
Di Piala Carabao, Manchester City disingkirkan Tottenham Hotspur dalam perebutan tiket perempat final.
Di Liga Champions, Manchester City secara mengejutkan dibantai Sporting Lisbon dalam laga terakhirnya.
Di Liga Inggris, dua kekalahan beruntun diderita Manchester City saat dipecundangi Bournemouth dan Brighton.
Empat kekalahan beruntun itulah yang akhirnya membuat Guardiola berpikir ulang untuk meninggalkan Manchester City pada akhir musim ini.
Kini sebaliknya, Guardiola secara resmi malah memperpanjang kontrak selama dua tahun di Manchester City.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)