TRIBUNNEWS.COM - Mengawali 2017, Samsung sepertinya ingin menyudahi kabar simpang siur soal penyebab Galaxy Note 7 cepat panas dan berisiko meledak.
Perusahaan Korea Selatan itu digadang-gadang bakal membeberkan hasil investigasinya pada Januari ini.
Setidaknya begitu yang tertera pada laporan koran lokal Korea Selatan, JoongAng Ilbo. Koran itu mencantumkan informasi dari seorang sumber yang enggan jika identitasnya diungkap.
Isi dari hasil investigasi sendiri belum terendus. Benarkah insiden Galaxy Note 7 berasal dari komponen pada baterai, atau merupakan gabungan dari faktor-faktor lain?
Tak ada yang bisa menjawab dengan pasti saat ini. Samsung sendiri telah dimintai konfirmasi, tetapi masih irit bicara, sebagaimana dilaporkan Reuters, Selasa (3/12/2016).
Diketahui, Samsung menghentikan produksi dan penjualan Galaxy Note 7 untuk selama-lamanya pada Oktober 2016. Keputusan itu menyusul banyaknya laporan ledakan flagship tersebut.
Bersamaan dengan itu, Samsung mengumbar, pihaknya akan terus menyelidiki masalah pada Galaxy Note 7. Kala itu, tak ada target yang dipatok terkait kapan hasil investgasi bisa diketahui publik.
Galaxy Note 7 sempat mencatat angka pre-order tertinggi sepanjang sejarah ponsel Galaxy dari Samsung. Siapa sangka, kiprahnya cuma seumur jagung.
Pasca-pengumuman penarikan Galaxy Note 7, harga saham Samsung terjun bebas 8 persen. Penurunan ini merupakan yang terbesar dalam 8 tahun terakhir.
(Fatimah Kartini Bohang/kompas.com)