TRIBUNNEWS.COM - Samsung berhasil mengatasi dampak buruk dari kegagalan perilisan Galaxy Note 7.
Hal ini terindikasi dari naiknya keuntungan dan prediksi total pengapalan ponsel mereka di kuartal IV 2016.
Keuntungan operasional bisnis gagdget Samsung dilaporkan naik 12 persen di kuartal empat 2016. Nilai akhirnya mencapai 2,5 triliun won atau setara dengan Rp 28,5 triliun.
Sementara itu, bisnis gadget Samsung juga mencatatkan pendapatan sebesar 23,61 triliun won atau setara Rp 269,5 triliun sebagai hasil penjualan mereka.
Keuntungan tersebut, sebagaimana dilaporkan Reuters, ditopang oleh kinerja penjualan ponsel seri Galaxy S.
Pasalnya, setelah perusahaan menarik Galaxy Note 7 dari peredaran, memang hanya seri Galaxy S saja yang tersisa sebagai perangkat flagship.
Sebagaimana dilansir dari GSM Arena, Jumat (27/1/2017), pada kuartal tersebut saja Samsung diprediksi telah mengapalkan lebih kurang 90 juta smartphone dan 8 juta tablet.
Atau jika ditotal, mereka telah menjual 98 juta unit perangkat genggam.
Samsung sendiri sebenarnya tidak pernah mengungkap berapa banyak jumlah perangkat genggam yang berhasil mereka jual. Karena itu, nilai sebesar 98 juta unit tersebut merupakan prediksi.
Kinerja ini bisa dikatakan sebagai indikator positif bagi Samsung. Pasalnya, saat Galaxy Note 7 gagal meluncur karena masalah ledakan dan kebakaran baterai, kinerja penjualan Samsung diprediksi bakal terpuruk.
Tapi toh raksasa elektronik Korea Selatan itu bisa mengatasinya. Mereka tetap mendapatkan untung dan membuktikan bahwa ledakan baterai Galaxy Note 7 hanya sandungan kecil bagi kinerja penjualan.
(Yoga Hastyadi Widiartanto/kompas.com)